Lompat ke isi

Permainan Tradisional Lampung/Main Bias

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Permainan ini dinamakan "Main Bias" atau kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia "Main Beras". Dinamakan demikian karena setelah satu alat permrunan yang dipergunakan dalam permainan ini adalah beras. Permainan ini mempunyai hubungan yang erat sekali atau tidak dapat dipisahkan dari peristiwa-peristiwa sosial yang pada umumnya diselenggarakan. oleh masyarakat penduduk asli Lampung, khususnya Masyarakat Lampung Pesisir seperti pada peristiwa-peristiwa: Upacara-upacara/Pesta-Pesta adat perkawinan, Sunatan, Upacara-Upacara Adat lainnya. Seperti angkat nama (naik pepadun), pengebakhan adok (pemberian gelar) dan sebagainya Oleh karenanya penyelenggaraannya hanya diadakan pada waktu peristiwaperistiwa tersebut saja.

Paerta/Pelaku Permainan

[sunting]

Permainan ini hanya dapat dilakukan oleh bujang dan gadis atau mereka yang belum kawin yaitu yang berusia antara:  15 tahun ke atas bagi pria. Dan 13 tahun keatas bagi wanita (gadis). (ukuran batas ter-rendah usia remaja yang umumnya berlaku di daerah pedesaan). Jumlah pesertanya tettaritung dari, banyaknya bujang dan gadis yang aqa dalam pesta/upacara .-but, pada umumnya semua bujang dan gadis yang hadir dalam pesta ini diminta ikut serta.

Peralatan/Perlengkapan Permainan

[sunting]

Peralatan/Perlengkapan yang dipergunakan dalam permainan ini bagi seiap pasangan pemaian terdiri dari:

  • Sebuah nampan atau tampah dari bamboo
  • Beras sebanyak 8 Kg

Jalannya Permainan

[sunting]

Tempat penyelenggaraan permainan ini giasanya dalam rumah pihak yang menyelenggarakan pesta atau upacara adat tersebut atau dalam suatu tempat khusus yang dibuat untuk itu misalnya dengan mendirikan teratak/ tarub atau kubu.

Permainan ini seperti telah disebutkan diatas dilakukan oleh bujang gadis secara berpasang-pasangan dan masing-masing pasangan duduk bersila atau bersimpuh menghadapi sebuah nampan yang telah diisi dengan beras sebanyak 3 Kg dan sebuah cincin dari salah seorang pemain diletakan di atasnya.

Setelah dibuka oleh Pangintuha, permainan dimulai dengan menentukan lebih dahulu siapa yang menjadi banda dan penembak bagi setiap pasangan dalam ronde pertama. Biasanya hal ini tidak  dilakukan dengan melalui suatu undian, melainkan tergantung kepada kedua belah pihak (masing-masing pasangan) Umumnya pihak gadis m:engalah jadi penebak dart bujang jadi bandar.

Sesudah itu bandar menyuruh penebak (lawan pasangannya) untuk menebak dimana letak disembunyikannya cincin tadi diantara 4 (empat) bagian permukaan beras, sambil masing-masing menyebutkan barang taruhan nya yang diletakkan di sampingnya. Dalam hal ini si penebak hanya boleh menebak 1 (satu) bagian saja dengan jalan menunjukkan bagian itu dan mulai mencari sampai diketemukan/dikeuarkannya cincin dari dalam nampan yang berisi beras tersebut. Jika ternya tebakannya salah dan bandar sendiri dapat mengetahui letak cincin dan mengeluarkannya dari beras yang ada di dalam nampan, maka taruhan si penebak diambil oleh bandar. Akan tetapi kalau ditebak dan cincin dapat dikeluarkan penebak dari bagian beras yang ditabaknya, maka barang taruhan sibandar diambil sipenebak dan berakhirlah  ronde tersebut. Jika si penebak salah dan sibandar sendiri lupa dimana letaknya cincin tadi disembunyikannya, dianggap seri dan barang-barang taruhan tetap kepada pemiliknya masing-masing. Selama ponpainan berlangsung dapat ganti berganti siapa yang menjadi bandar dan penebak tergantung dari habisnya barang taruhan salah satu pihak. Demikian seterusnya dilakukan ronde demironde sambil bercanda, sindirmenyindir, saling mengapik hati dan menyantap hidangan yang disedia· kan oleh pihak tuan rumah (pihak penyelenggara pesta/upacara sampai berakhimya waktu penyelenggaraan pennainan ini diSelenggarakan sampai larut malam.