Permainan Tradisional Provinsi Kalimantan Utara /Gasingan atau gasing
Gasingan
[sunting]Gasingan atau gasing adalah permainan tradisional yang dimainkan di Indonesia, khususnya di Kalimantan Utara, dan ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda Kalimantan Timur.[1]
Permainan ini populer di daerah pedalaman dan pesisir di wilayah tersebut. Istilah "begasing" secara khusus mengacu pada permainan yang dimainkan di Kalimantan Timur.
Gasingan atau begasing adalah permainan yang menggunakan gasing dan tali. Gasing adalah sepotong kayu berbentuk oval (simetris secara radial) dengan diameter sekitar 10-15 cm. Gasing memiliki tinggi sekitar 15-20 cm dan memiliki permukaan yang tajam dan halus di salah satu ujungnya.
Sebuah bahan logam dipasang pada ujungnya sebagai poros, biasanya dengan paku. Kayu yang paling umum digunakan adalah bengaris dan ulin. Tali yang digunakan untuk menarik gasing memiliki diameter sekitar 0,5 cm dan panjangnya 1-1,5 m.
Jumlah pemain
[sunting]Permainan tradisional ini tidak mengenal musim dan waktu dan biasanya dimainkan dengan 2, 3 atau 4 pemain. Permainan ini dapat dimainkan oleh orang anak-anak maupun dewasa berusia 10 hingga 40 tahun.
Jalannya permainan
[sunting]Persiapan
[sunting]Pemain harus memiliki gasing dan tali sebelum mulai bermain. Pemain juga harus menyiapkan arena pertarungan dengan gasing, biasanya di tanah datar dengan ukuran minimal 4x4m.
Aturan permainan
[sunting]- Gasing yang telah disiapkan dililitkan pada tali agar dapat berputar saat dilempar secara bersamaan. Pada tahap ini semua pemain harus secara bersamaan melemparkan gasing, yang disebut beturai, dan menentukan siapa yang akan menerima gelar, haluan, menteri, dan raja.
- Gasing yang dilempar akan berputar dan yang pertama berhenti berputar dinyatakan sebagai yang kalah, yang disebut haluan. Gasing yang terakhir berhenti berputar disebut Raja dan yang kedua disebut Menteri.
- Gasing yang dilempar jika tidak mengenai target akan berganti gelar, jika ia menteri makan posisinya turun menjadi haluan, begitu juga raja bisa turun menjadi menteri sementara haluan bisa naik menjadi menteri bahkan menjadi raja.
- Pemain yang sering dan paling banyak mendapatkan gelar haluan maka dinyatakan kalah.
Cara bermain gasingan
[sunting]Ketika semua pemain telah ditentukan, permainan dimulai, dengan pemain yang memegang gelar haluan memutar gasing terlebih dahulu. Saat gasing berputar, pemain kedua (menteri) memukul gasing dengan cara yang sama. Jika gasing pemain haluan terkena pukulan dan terpelanting sementara gasing pemain menteri terus berputar, permainan dilanjutkan dengan pemain berikutnya (raja) memukul gasing pemain menteri.
Jika gasing Raja mengenai gasing Menteri sedemikian rupa sehingga gasing Menteri terpelanting dan gasing Raja terus berputar, permainan dilanjutkan seperti yang dijelaskan di atas. Jika pemain menteri, saat memukul gasing, meleset dari target, atau saat memukul gasing, terus berputar dan berhenti, maka pemain tersebut melepaskan posisinya untuk menjadi haluan. Saat berputar sebagai haluan, dia naik ke posisi menteri. Ketika gasing terus berputar, pemain berikutnya (Raja) dapat menyerang dan jika dia mengenai target, maka posisi pemain berikutnya tetap menjadi Raja.
Namun jika dia mengenai target, dia akan jatuh dari posisinya dan menjadi menteri. Begitulah cara permainan ini dilakukan, di mana setiap pemain bergantian posisi atau jabatan sehingga pemain yang paling banyak memperoleh gelar haluan atau berganti gelar haluan dinyatakan kalah.
Manfaat bermain gasingan
[sunting]Permainan tradisional gasingan sangatlah seru untuk dimainkan. Permainan tradisional gasing ini memiliki berbagai manfaat, seperti meningkatkan kekuatan fisik, memperkuat toleransi, dan meningkatkan kemampuan motorik. Selain itu, permainan gasing juga mengajarkan tentang ketuhanan, keseimbangan, dan keharmonisan dalam hidup.
Referensi
[sunting]- ↑ Warisan Budaya Takbenda Indonesia, 1 Januari 2013, Begasing, diakses pada tangal 3 April 2023 dari https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=4023