Romawi Kuno/Sejarah/Constantius dan Julianus
Constantinus meninggal pada tahun 337 M. Ketiga putranya membagi-bagi Kekaisaran Romawi, namun mereka malah saling berperang, ditambah lagi terjadi pemberontakan di Galia (Prancis). Pada tahun 350 M putranya yang bernama Constantius II adalah satu-satunya yang mampu bertahan hidup. Seperti ayahnya, Constantius adalah penganut Kristen.
Dengan meninggalnya Constantinus, Sassania, yang berhasil mengakhiri perang saudaranya, kembali menyerang Kekaisaran Romawi. Constantius membutuhkan seseorang untuk memimpin pasukan ke Timur sementara dia menghadapi serangan Jermanik. Awalnya dia menunjuk sepupuny Gallus, namun Gallus ternyata tidak capak dan malah bersikap kejam. Constantius terpaksa membunuhnya. Kemudian Constantius menunjuk adik lelaki Gallus, yakni Julianus. Kali ini Constantius berperang melawan Sassania, sementara Julianus dikirim untuk menghadapi Jermanik.
Tidak disangka, Julianus ternyata mampu berperang dengan baik melawan Jermanik. Akibatnya pasukannya di Paris mengangkatnya sebagai kaisar. Constantius bergegas kembali untuk menghadapi Julianus, namun dia keburu meninggal akibat serangan jantung di perjalanan. Akhirnya pada tahun 361 M, Julianus menjadi kaisar Romawi.
Hal pertama yang Julianus lakukan adalah mengumumkan bahwa dia hanya berpura-pura menganut Kristen. Dia sebenarnya membenci Kristen. Dia berusaha membawa kembali agama Romawi tradisional, namun gagasan ini tidak dianggap baik dan membuatnya tak disukai. Pada tahun 363 M Julianus terbunuh (barangkali oleh anak buahnya sendiri) ketika sedang bertempur melawan Sassania di Timur.
|