Moda Transportasi/Moda Transportasi Kereta Api

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Kereta api didefinisikan sebagai sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang akan ataupun sedang bergerak di rel. Dengan demikian, kereta api hanya dapat bergerak/berjalan pada lintasan/jaringan rel yang sesuai dengan peruntukannya, hal ini menjadi keunggulannya karena tidak terganggu dengan lalu lintas lainnya, tetapi dilain pihak menjadikan kereta api menjadi angkutan yang tidak fleksibel karena jaringannya terbatas tapi nyaman.

Kereta api di Stasiun Gambir.

Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta api atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar. Untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dapat digunakan rangkaian lebih dari 50 kereta yang ditarik dan/atau didorong dengan beberapa buah lokomotif, seperti kereta api babaranjang (kereta api batutu bara rangkaian panjang)di Sumatera Selatan.

Kereta api merupakan angkutan yang efisien untuk jumlah penumpang yang tinggi sehingga sangat cocok untuk angkutan massal kereta api perkotaan pada koridor yang padat, tetapi juga digunakan untuk angkutan penumpang jarak menengah sampai dengan 3 atau 4 jam perjalanan ataupun untuk angkutan barang dalam jumlah yang besar dalam bentuk curah, seperti untuk angkutan batu bara. Karena sifatnya sebagai angkutan massal efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi utama angkutan darat baik di dalam kota, antarkota, maupun antarnegara.

Jenis-jenis kereta api[sunting]

Pengelompokan jenis-jenis kereta api dapat dikelompokkan atas jenis tenaga penggerak ataupun dari jenis rel yang digunakan.

Dari segi propulsi (tenaga penggerak)[sunting]

Kereta api uap[sunting]

Kereta api uap adalah kereta api yang digerakkan dengan uap air yang dibangkitkan/dihasilkan dari ketel uap yang dipanaskan dengan kayu bakar, batu bara ataupun minyak bakar, oleh karena itu kendaraan ini dikatakan sebagai kereta api dan terbawa sampai sekarang. Sejak pertama kali kereta api dibangun di Indonesia[1] tahun 1867 di Semarang telah memakai lokomotif uap, pada umumnya dengan lokomotif buatan Jerman, Inggris, Amerika Serikat dan Belanda. Paling banyak ialah buatan Jerman.

Untuk menggerakkan roda kereta api uap air dari ketel uap dialirkan ke ruang dimana piston diletakkan, uap air masuk akan menekan piston untuk bergerak dan di sisi lain diruang piston uap air yang berada diruang tersebut didorong keluar demikian seterusnya. Uap air diatur masuk kedalam ruang piston oleh suatu mekanime langsung seperti ditunjukkan dalam gambar. Selanjutnya piston akan menggerakkan roda mealui mekanisme gerakan maju mundur menjadi gerak putar.

Kereta api diesel[sunting]

Kereta api diesel bisa dibagi atas dua kelompok yaitu:

  1. Lokomotif diesel adalah jenis lokomotif yang bermesin diesel dan umumnya menggunakan bahan bakar mesin dari solar. Ada dua jenis utama kereta api diesel ini yaitu kereta api diesel hidraulik dan kereta api diesel elektrik.
  2. Kereta rel diesel yaitu kereta yang dilengkapi dengan mesin diesel yang dipasang dibawah kabin, seperti halnya lokomotif diesel dapat dijalankan dengan kopling hidraulik ataupun dengan cara yang sama dengan diesel elektrik. Salah satu penerapan yang baru saja diluncurkan dikota Solo adalah Railbus. Railbus ini sekaligus akan menjadi Railbus pertama yang beroperasi di pulau Jawa. Kereta khusus buatan PT Industri Kereta Api (INKA) Madiun[2] tersebut akan beroperasi melayani rute Solo hingga Wonogiri. Railbus tersebut terdiri dari satu rangkaian dengan tiga gerbong dengan kapasitas 160 orang, berkecepatan maksimum 100 km/jam dengan tenaga out-put sebesar 560 Kw yang dibangkitkan dari mesin yang dipasang di rangka bawah. Bus kereta tersebut juga dilengkapi dengan AC serta rak bagasi untuk penempatan barang penumpang.

Kereta rel listrik[sunting]

Tiga jenis KRL yang digunakan di Jabodetabek.

Kereta Rel Listrik, disingkat KRL, merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter (lihat KRL Jabotabek). Kereta rel listrik berbeda dengan lokomotif listrik.

Di Hindia Belanda, kereta rel listrik pertama kali dipergunakan untuk menghubungkan Batavia dengan Jatinegara atau Meester Cornelis pada tahun 1925. Pada waktu itu digunakan rangkaian kereta rel listrik sebanyak 2 kereta, yang bisa disambung menjadi 4 kereta, yang dibuat oleh Werkspoor dan Heemaf Hengelo.

Pada tahun 1960-an kereta api dengan tenaga listrik sempat tidak digunakan selama beberapa lama karena kondisi mesin lokomotif dan kereta yang tidak memadai lagi. Pada tahun 1976, PJKA mulai mendatangkan sejumlah kereta rel listrik dari Jepang. Kereta rel listrik yang kini digunakan di Indonesia dibuat pada tahun 1976, 1978, 1983, 1984, 1986, 1987, 1994, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001. Pada saat ini juga digunakan sejumlah kereta rel listrik yang merupakan hibah (hadiah) dari Pemerintah Kota Tokyo, dan sejumlah kereta yang dibeli bekas dari Jepang.

PT Inka yang terletak di Madiun telah dapat membuat dua set kereta rel listrik yang disebut KRL-I Prajayana pada tahun 2001. Kereta rel listrik ini belum dibuat lebih banyak lagi, karena "tidak ekonomis" dan dianggap sering mogok. Bagi PT Kereta Api, tampaknya lebih ekonomis untuk membeli KRL bekas dari Jepang.

Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya. Di masa depan direncanakan bahwa KRL akan melayani pula stasiun Cikarang. Selain itu, jalur rel ganda dari Tanah Abang Menuju serpong telah selesai beberapa tahun yang lalu, sedangkan dari Manggarai sampai dengan Cikarang masih akan ditingkatkan menjadi Double-Double-Track. Manggarai sendiri akan menjadi Stasiun induk untuk Kereta Jabotabek dan kereta Bandara.

Kereta api daya magnit[sunting]

Kereta api maglev keluar dari Pudong International Airport.

Kereta api ini disebut juga sebagai Maglev sebagai singkatan dari Magnetic Levitation dimana kereta diangkat dengan menggunakan medan magnit dan didorong dengan medan magnit juga. Karena kereta terangkat dan bergerak berdasarkan medan magnit sehingga tidak ada gesekan sama sekali dengan infrastuktur> Kereta maglev dapat berjalan pada kecepatan yang sangat tinggi. Tehnologi ini sudah diterapkan secara komersil pada lintas antara Bandara Internasional Pudong dengan kota Shanghai[3] yang dapat berjalan pada kecepatan sekitar 400 km/jam. Sistem dengan kecepatan lebih rendah juga sudah diujikan di kota Nagoya menuju pusat pameran kota Nagoya yang disebut sebagai Linimo yang merupakan singkatan dari sistem penggeraknya yang disebut sebagai linier motor.

Permasalahan utama dalam pengembangan maglev ini adalah investasi awal yang sangat besar untuk membangun infrastruktur, khususnya untuk mempersiapkan medan magnit pada infrastrukturnya, sehingga sampai saat ini hanya terbangun secara komersil di Tiongkok dan belum dikembangkan secara komersil ditempat lain.

Dari segi rel KERETA[sunting]

Kereta api rel konvensional[sunting]

Kereta api rel konvensional adalah kereta api yang umum dijumpai. Menggunakan rel yang terdiri dari dua batang besi yang diletakan di bantalan. Di daerah tertentu yang memliki tingkat ketinggian curam, digunakan rel bergerigi yang diletakkan di tengah tengah rel tersebut serta menggunakan lokomotif khusus yang memiliki roda gigi.

Kereta api monorel[sunting]

Kereta api monorel (kereta api rel tunggal) adalah kereta api yang jalurnya tidak seperti jalur kereta yang biasa dijumpai yang terdiri dari 2 rel paralel tetapi hanya dari satu rel tunggal yang gemuk dengan profil sedemikian sehingga tidak menyebabkan kereta keluar dari relnya. Rel kereta ini terbuat dari beton bertulang pratekan ataupun dari besi profil. Letak kereta api dapat didesain menggantung pada rel atau di atas rel. Karena efisien, biasanya digunakan sebagai alat transportasi kota khususnya di kota-kota metropolitan dunia dan dirancang mirip seperti jalan layang.

Dari penempatan rel[sunting]

Kereta api bawah tanah[sunting]

Stasiun kereta api bawah tanah Jubilee di London

Kereta api bawah tanah adalah kereta api yang berjalan dalam terowongan dibawah permukaan tanah, merupakan solusi yang ditempuh untuk mengatasi persilangan sebidang. Biasanya dikembangkan dikawasan perkotaan yang padat, seperti yang sekarang sedang direncanakan di Jakarta, dan sudah berkembang lebih dari seabad di kota London, Paris, NewYork, Tokyo dan berbagai kota-kota besar dunia.

Rencana terowongan MRT Jakarta

Dengan dibangunnya kereta api bawah tanah maka ruangkota yang berada dibawah permukaan tanah masih bisa dimanfaatkan, stasiun juga dimanfaatkan untuk kegiatan/pertokoan/perkantoran dibawah tanah. Pembangunan kereta api bawah tanah ini masih bisa dilakukan beberapa lapis, semakin banyak lapisan semakin dalam letak stasiun, bahkan bisa dibangun sampai 100 m dibawah permukaan tanah[4]. Untuk menuju kedalam stasiun biasanya digunakan tangga berjalan yang cukup lebar dimana penumpang yang ingin tetap berjalan pada tangga berjalan menggunakan bagian kiri tangga berjalan sedangkan bagian kanan digunakan untuk penumpang yang tidak mau berjalan selama berada diatas tangga berjalan.

Jakarta direncanakan untuk membuka lintas kereta api bawah tanah yang pertama pada tahun 2016 yang akan datang dengan lintasan sepanjang 15 km tetapi hanya kurang dari separohnya berada dibawah tanah, karena pertimbangan keuangan negara yang masih sangat terbatas.

Kereta api layang[sunting]

Kereta api layang merupakan kereta api yang berjalan diatas permukaan tanah sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kelancaran lalu lintas kendaraan bermotor. Di Jakarta ada satu lintasan dari Manggarai ke Kota lewat stasiun Gambir. Pada lintas tengah ini, Manggarai - Kota, tidak ada pintu perlintasan kereta api. Solusi ini diambil juga untuk menghindari persilangan sebidang, namun dengan biaya yang jauh lebih rendah dari dari kereta api bawah tanah.

Biaya infrastruktur untuk kereta api layang yang dikeluarkan sekitar 3 (tiga) kali dari kereta permukaan dengan jarak yang sama, misalnya untuk kereta api permukaan membutuhkan $ 10 juta per kilometer maka untuk kereta api layang membutuhkan dana $ 30 juta untuk setiap kilometernya.

Monorel adalah sebuah metro atau rel dengan jalur yang terdiri dari rel tunggal, berlainan dengan rel tradisional yang memiliki dua rel paralel dan dengan sendirinya, kereta lebih lebar daripada relnya. Biasanya rel terbuat dari beton dan roda keretanya terbuat dari karet, sehingga tidak sebising kereta konvensional, namun kapasitas angkutnya tidak sebesar kereta api konvensional. Sistem ini beroperasi dibeberapa kota besar dunia, seperti di Tokyo, Kuala Lumpur, Sidney untuk angkutan perkotaan, dan beberapa sistem seperti di Singapura, . Di Jakarta direncanakan akan dikembangkan monorel namun sejak pencanangan pada tahun 2004 namun sampai sekarang belum terealisasikan.

Kereta api permukaan[sunting]

Kereta api dari jenis ini merupakan merupakan pilihan yang paling murah, namun karena banyak persilangan sebidang dengan jalan raya kereta api ini hanya feasibel untuk lintas-lintas yang tingkat penggunaannya rendah. Permasalahan yang selalu timbul adalah tingginya angka kecelakaan dengan kendaraan yang berjalan dijalan serta menimbulkan hambatan bagi lalu lintas kendaraan di persilangan sebidang.

Kereta api di perkotaan[sunting]

Kereta api ringan di Tenerife Spanyol

Kereta api di wilayah perkotaan khususnya di kota-kota metropolitan sangat tinggi dalam memenuhi kebutuhan angkutan. Bisa dibayangkan bila kota-kota seperti Tokyo, Hongkong, Singapore, London, Paris, New York atau kota-kota besar dunia lainnya, tidak dilengkapi dengan kereta api perkotaan, betapa rumitnya. Beberapa kota di negara-negara maju mempersiapkan kotanya dengan angkutan massal berbasiskan kereta api bila sudah melampaui 1 juta orang, bahkan beberapa kota di Eropa Barat mengembangkan kereta api kota pada saat kota berpenduduk 300 ribu orang, yang dimaksudkan untuk meningkatkan aksesibilitas penggunaan angkutan umum.

Berbagai langkah dilakukan untuk meningkatkan penggunaan kereta api kota, antara lain:

  • perluasan jaringan
  • pembatasan penggunaan kendaraan pribadi
  • pengembangan kawasan dengan tingkat kepadatan yang tinggi di sekitar stasiun
  • jarak antar stasiun yang dekat
  • frekuensi pelayanan yang tinggi

Pengelompokan kereta api perkotaan:

Kereta api berat[sunting]

Hong Kong MTR yang beroperasi pada jaringan dengan kapasitas tinggi.

Kereta api berat dikenal juga sebagai Heavy Rail Transit atau rapid transit, underground, subway, tube, elevated, atau metro adalah angkutan kereta api perkotaan yang berjalan dilintas yang dipisah dari lalu lintas lainnya sehingga dapat berjalan dengan kecepatan maksimum 100 km/jam atau kecepatan perjalanan sekitar 25 sampai 30 km/jam. Perkataan "subway" digunakan pada berbagai kereta api perkotaan di Amerika termasuk di Glasgow dan Toronto. Sistem yang di London menggunakan istilah "underground" dan "tube". Di Jerman disebut "U-Bahn", berasal dari kata "Untergrundbahn" yang berarti jalan bawah tanah. Berbagai sistem di Asia Tenggara seperti Taipei dan Singapore disebut sebagai MRT yang merupakan singkatan dari Mass Rapid Transit.

Proyek Pemerintah Prov. DKI Jakarta dalam menanggulangi kemacetan yang akhir-akhir ini sering terjadi dan sangat memacetkan akan membangun Proyek MRT DKI Jakarta (Mass Rapid Transit) antara Kota ke Lebak Bulus akan dibangun dalam 3 jenis lintasan, Proyek MRT JAKARTA ini telah ditanda tangani di Jakarta 25 Maret 2009 dengan tahap petama 4 stasiun bawah-tanah dan 8 stasiun layang rencana pelaksanaan pembangunan kontruksi tahun 2012 dan diperkirakan akan selesai pada tahun 2016.

Kereta api ringan[sunting]

Kereta api ringan dikenal juga sebagai LRT sebagai singkatan Light Rail Transit atau disebut juga sebagai streetcar adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi dikawasan perkotaan yang konstruksinya ringan dan bisa dioperasikan berjalan bersama lalu lintas kendaraan lain atau dalam lintasan khusus diperuntukkan bagi kereta api ringan. Kereta api ringan pada awalnya disebut sebagai tram seperti yang pernah dimiliki kota Jakarta dan Surabaya dan dihilangkan pada tahun 1960an, karena pada waktu itu tidak dirawat dengan baik sehingga dianggap mengganggu lalu lintas karena sering mogok.

Kereta api ringan banyak digunakan diberbagai negara di Eropa dan telah mengalami modernisasi, antara lain dengan otomatisasi, sehingga dapat dioperasikan tanpa masinis, bisa beroperasi pada lintasan khusus, penggunaan lantai yang rendah (sekitar 30 cm) yang disebut sebagai Low floor LRT untuk mempermudah naik turun penumpang.

Kereta api ringan di jalan[sunting]

LRT type I di Houston Texas

Disebut juga LRT I, beroperasi di jalan bersama dengan lalu lintas kendaraan, tipe ini membutuhkan percepatan dan perlambatan mendekati performansi kendaraan bermotor. Kapasitas angkut kereta api ringan dari type ini sekitar 10 000 sampai dengan 30 000 penumpang per jam. Kecepatan perjalanan sekitar 15 sampai 20 km/jam. Karena beroperasi bersama lalu lintas kendaraan maka angka kecelakaan yang melibatkan kereta api ringan dari type ini cukup tinggi. Trend terakhir yang berkembang untuk LRT seperti ini yaitu dengan penggunaan lantai rendah sehingga dapat melakukan turun naik penumpang yang lebih cepat.

Kereta api ringan di jalur eksklusif[sunting]

Disebut juga LRT II beroperasi pada lintasan eksklusif, sehingga mempunyai keunggulan daya angkut yang lebih besar antara 25 000 sampai 40 000 penumpang per jam karena dapat dioperasikan pada frekuensi yang lebih kerap, bahkan ada yang dapat dioperasikan pada headway dibawah 1 menit tanpa kondektur didalam kereta dan waktu naik turun penumpang di stasiun 20 detik. Kecepatan perjalanan kereta api ringan dari type ini sekitar 25 sampai 35 km/jam.

Kereta api barang[sunting]

Kereta api barang adalah kereta api yang digunakan untuk mengangkut barang (kargo), pupuk, hasil tambang (pasir, batu, batubara ataupun mineral), ataupun kereta api trailer yang digunakan untuk mengangkut peti kemas. Selain itu digunakan gerbong khusus untuk mengangkut anak, ataupun tangki untuk mengangkut minyak atau komoditas cair lainnya (bahan kimia dll).

Jenis gerbong[sunting]

Gerbong datar yang sedang mengangkut peti kemas

Gerbong datar[sunting]

  1. Gerbong datar untuk barang umum, digunakan untuk barang-barang yang tahan terhadap cuaca, tidak perlu dilindungi terhadap cuaca, seperti mengangkut alat transportasi seperti mobil, alat berat, besi baja (dalam bentuk batangan ataupun coil) atau barang-barang yang dimasukkan dalam peti dengan bobot yang besar sehingga tidak terguling pada saat kereta sedang berjalan. Tata cara pengikatan dan penutupan dengan terpal harus diperhatikan.
  2. Gerbong datar peti kemas, yang digunakan untuk mengangkut peti kemas 20 kaki, 40 kaki ataupun petikemas dua susun (double stack).

Gerbong tertutup[sunting]

Digunakan untuk mengangkat barang yang yang memerlukan perlindungan terhadap cuaca, seperti angkutan paket/parcel, peralatan elektronik atau barang-barang lainnya.

Gerbong barang curah[sunting]

  1. Gerbong curah kering adalah gerbong yang digunakan untuk mengangkut barang curah kering seperti batubara, pasir, batu kerikil yang didisain sedemikian sehingga mudah untuk dibongkar muat
  2. Gerbong curah cair digunakan untuk mengangkut barang curah cair seperti bahan bakar minyak, minyak kelapa sawit yang langsung dicurahkan kedalam tangki yang terikat pada gerbong.

Lokomotif[sunting]

Lokomotif diesel elektrik

Lokomotif adalah bagian dari rangkaian kereta api di mana terdapat mesin untuk menggerakkan kereta api. Biasanya lokomotif terletak paling depan dari rangkaian kereta api. Operator dari lokomotif disebut masinis. Masinis menjalankan kereta api berdasarkan perintah dari pusat pengendali perjalanan kereta api melalui sinyal yang terletak di pinggir jalur rel.

Jenis Lokomotif[sunting]

Jenis-jenis lokomotif sebagai berikut:

Lokomotif uap[sunting]

Merupakan cikal bakal mesin yang digunakan pada kereta api berkembang setelah James Watt permulaan kereta api uap bermula dengan penemuan penyempurnaan mesin uap ini. Uap yang dihasilkan dari pemanasan air yang terletak di ketel uap digunakan untuk menggerakkan torak atau turbin dan selanjutkan disalurkan ke roda. Bahan bakarnya bisanya dari kayu bakar atau batu bara. Pada tahun 1950, Pemerintah RI melalui DKA (Djawatan Kereta Api) mengimpor lokomotif uap yang terakhir yaitu seri D 52 dari pabrik Fried Krupp di Essen, Jerman sebanyak 100 buah dengan sistem kopel 2-8-2. Lokomotif ini sangat kuat (bertenaga 1600 HP) dan dipakai di berbagai kebutuhan untuk penumpang, barang maupun angkutan batu bara. Setelah beroperasi sekitar 30 tahun (D 52), maka pengoperasian lokomotif uap berakhir seiring dengan adanya era peralihan traksi uap menjadi traksi diesel. Lokomotif uap yang masih tersisa berada di Ambarawa.

Lokomotif diesel mekanis[sunting]

Menggunakan mesin diesel sebagai sumber tenaga yang kemudian ditransfer ke roda melalui transmisi mekanis. Lokomotif ini biasanya bertenaga kecil dan sangat jarang karena keterbatasan kemampuan dari transmisi mekanis untuk dapat mentransfer daya.

Lokomotif diesel elektrik[sunting]

Lokomotif diesel elektrik merupakan lokomotif hibrida dimana sistem transmisi diesel-elektrik mempunyai sebuah mesin diesel yang dihubungkan dengan generator elektrik, sehingga menghasilkan listrik yang digunakan sebagai sumber tenaga motor elektrik untuk menggerakkan lokomotif. Perkembangan mesin diesel dalam teknologi lokomotif secara berurutan adalah lokomotif bermesin diesel DC/DC, AC/DC, dan AC/AC.

  • Teknologi DC/DC berarti mesin diesel lokomotif menggerakkan generator yang menghasilkan arus searah/DC power lalu arus searah tersebut digunakan untuk menggerakkan motor traksi arus searah/DC. Kelemahan DC/DC yaitu dijalankan dengan tegangan/voltase yang rendah sehingga arus listrik tinggi sehingga dibutuhkan kabel yang besar-besar.
  • Teknologi AC/DC mesin diesel lokomotif menggerakkan generator/alternator yang menghasilkan arus bolak-balik/AC power lalu arus bolak balik dirubah menjadi arus searah untuk selanjutnya digunakan untuk menggerakkan motor traksi arus searah/DC.
  • Teknologi AC/AC mesin diesel lokomotif menggerakkan generator/alternator yang menghasilkan arus bolak-balik/AC power untuk selanjutnya digunakan untuk menggerakkan motor traksi arus bolak balik/AC.

Lokomotif diesel hidraulik[sunting]

Lokomotif ini menggunakan tenaga mesin diesel untuk memompa oli dan selanjutnya disalurkan ke perangkat hidrolik untuk menggerakkan roda seperti yang digunakan mobil automatik. Lokomotif diesel tipe hidraulik yang dibeli dari pabrik Krupp (Jerman) dan mulai didinaskan pada tahun 1958 untuk menggantikan Lokomotif Uap, selain itu saat ini masih beroperasi KRD yang menggunakan sistem transmisi hidraulik. Lokomotif ini tidak sepopuler lokomotif diesel elektrik karena perawatan dan kemungkinan terjadi problem besar walaupun pada tahun 2011 PT Inka akan mengeluarkan produk baru berupa Lokomotif Diesel Hidraulik yang pertama yang merupakan hasil rancang bangun sendiri secara keseluruhan.

Lokomotif listrik[sunting]

Lokomotif listrik yang digunakan di Amerika

Lokomotif ini nomor dua paling populer setelah lokomotif diesel elektrik. Prinsip kerjanya hampir sama dengan lokomotif diesel elektrik, tapi tidak menghasilkan listrik sendiri. Listriknya diperoleh dari kabel transmisi di atas jalur kereta api ataupun mengambil catu listrik yang ditempatkan pada rel ketiga (third rail). Jangkauan lokomotif ini terbatas hanya pada jalur yang tersedia jaringan transmisi listrik penyuplai tenaga.

Keunggulan dari penggunaan lokomotif listrik adalah tingkat polusi yang sangat kecil dimana lokomotif itu digunakan dan dilain pihak menghasilkan unjuk kerja yang lebih baik, biaya perawatan yang rendah dan biaya penggunaan listrik yang lebih rendah. Polusi yang terjadi dengan pengoperasian lokomotif listrik hanya terjadi ditempat dimana listrik tersebut diproduksi.

Lokomotif turbin gas[sunting]

UP 18, yang ditampilkan di Illinois Railway Museum.

Lokomotif turbin gas yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai gas turbine - electric locomotive, disingkat GTEL, adalah lokomotif yang digerakkan dengan menggunakan turbin gas untuk menggerakkan generator listrik. Listrik yang dihasilkan generator selanjutnya digunakan untuk menggerakkan motor traksi. Lokomotif ini dikembangkan pada perang dunia kedua dan mencapai puncaknya pada tahun 1950an sampai dengan 1960an. Saat ini tinggal beberapa saja yang masih beroperasi.

Prinsip kerjanya mirip dengan kereta api diesel elektrik dimana mesin diesel yang ukurannya besar digantikan dengan turbin gas yang ukurannya lebih kecil. Kunggulan utama dari lokomotif turbin gas adalah kecilnya ukuran turbin sehingga dapat memangkas dimensi lokomotif, perawatan yang lebih mudah, karena parts yang bergerak sedikit, berarti pelumasan yang harus dilakukan juga lebih sedikit, namun efisiensi penggunaan bahan bakar tidak terlalu baik sehingga mulai ditinggalkan pada saat krisis energi dunia terjadi. Kereta api ini hanya sesuai untuk kereta api kecepatan tinggi untuk perjalanan jarak jauh.

Jenis lokomotif berdasarkan roda[sunting]

Jenis lokomotif berdasarkan konfigurasi sumbu/ as roda lokomotif[5]:

Konfigurasi sumbu penggerak lokomotif
  • kode B artinya lokomotif dengan 2 roda penggerak atau Bo-Bo
Misal Lokomotif Uap Tahun 1898: Seri B Bristol
  • kode C artinya lokomotif dengan 3 roda penggerak atau Co-Co
Misal Lokomotif Uap Tahun 1905: Seri C Birmingham
  • kode BB artinya lokomotif bergandar 2 2 jadi dengan roda penggerakada 4 as roda atau memiliki 8 roda
Misal Lokomotif Uap Tahun 1920: Seri BB Manchester
  • kode CC artinya lokomotif bergandar 3 3 jadi total penggeraknya ada 6 as roda atau memiliki 12 roda .
Misal Lokomotif Uap Tahun 1930: Seri CC Manchester
  • kode D artinya lokomotif bergandar 4 loko jenis ini biasanya hanya memiliki gandar tunggal sehingga total penggeraknya ada 4 as roda dengan jumlah roda 8.
Misal Lokomotif Uap Tahun 1954: Seri D54 Krupp Liepzig

Konfigurasi seperti diatas diperlukan untuk menambah friksi antara roda dengan rel untuk bisa menarik rangkaian kereta api yang panjang, untuk meningkatkan roda penggerak pada kereta api barang maka langkah yang selanjutnya dilakukan adalah menambah lokomotif secara seri. Oleh karena itu pengembangan lebih lanjut adalah menambah roda yang digerakkan dengan menggunakan motor listrik pada beberapa bougie kereta seperti yang banyak digunakan pada KRL.

Konstruksi dan komponen lokomotif[sunting]

Konstruksi dan komponen lokomotif terdiri atas:

  1. rangka dasar yang dirancang sebagai konstruksi baja rakitan las, terbuat dari baja karbon atau material lain yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang tinggi terhadap pembebanan tanpa terjadi deformasi tetap dan dilengkapi dengan konstruksi tahan benturan.
  2. badan, yang dirancang sebagai satu kesatuan dengan rangka dasar (semi monocoque atau monocoque); atau terpisah dari rangka dasar (hanya sebagai penutup).
  3. kabin masinis yang dilengkapi dengan peralatan operasional; peralatan pemantau; dan peralatan kenyamanan kerja. Kabin masinis pada lokomotif baru yang akan dioperasikan harus memiliki kabin pada setiap ujung lokomotif yang disebut juga sebagai double cabin untuk mempermudah merubah arah lokomotif, sedang Khusus untuk lokomotif yang hanya digunakan untuk langsir dapat menggunakan satu kabin masinis dengan dua meja pelayanan untuk memudahkan pengoperasian.
  4. bogie
  5. peralatan penerus daya
  6. peralatan penggerak (sumber tenaga)
  7. peralatan pengereman
  8. peralatan perangkai
  9. peralatan pengendali;
  10. peralatan keselamatan; dan
  11. peralatan penghalau rintangan.

Referensi[sunting]