Permainan Tradisional "Catur" di Indonesia/Bas-basan Sepur (Yogyakarta)

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Permainan bas-basan sepur merupakan permainan tradisional yang berasal dari Yogyakarta. Permainan ini sudah didokumentasikan pada Kamus Baoesastra Djawa (halaman 32) yang ditulis oleh WJS. Poerwadarminta pada tahun 1939. Berdasarkan etimologinya, bas-basan sepur terdiri dari dua kata, yaitu bas-basan dan sepur.[1] Bas-basan ditafsirkan sebagai akhiran dari tebas-tebasan atau yang bisa diartikan sebagai permainan saling serang. Sedangkan, sepur dalam bahasa Jawa artinya kereta api, yang mengacu pada lintasan memutar pada arena seperti lintasan kereta api.

Alat dan Bahan[sunting]

Area yang diperlukan untuk arena bas-basan sepur sebesar 60 x 60 cm. Pola arena terdiri dari 7 garis horizontal dan 7 garis vertikal yang membentuk petakan dengan ukuran 5 x 5 cm. Pola garis tersebut dihubungkan dengan ¾ lingkaran di setiap sudutnya. Di permainan bas-basan sepur, setiap pemain memiliki 14 pion. Antar pemain memiliki jenis pion yang berbeda untuk memudahkan dalam membedakannya.

Aturan Permainan[2][sunting]

  • Sebelum dimulai, pion dari masing-masing pemain disusun seperti pola berikut.
  • Kedua pemain melakukan pingsut atau suit untuk menentukan siapa yang mendapatkan giliran pertama.
  • Permainan ini dimainkan secara bergilir. Di setiap giliran, masing-masing pemain bisa melakukan salah satu dari dua pilihan berikut:
  1. Menggerakkan pion yang berada di arena sebanyak 1 langkah sesuai dengan pola garis yang ada (horizontal dan vertikal), atau
  2. Menyerang pion lawan.
  • Permainan dinyatakan selesai jika salah satu pemain berhasil mengambil semua pion dari tim lawan.

Pada permainan ini, pion bisa menyerang pion lawan apabila memenuhi ketentuan berikut.

  • Pion yang menyerang berada di jalur serang.
  • Lintasan pion tidak dihalangi oleh pion lain (baik pion lawan ataupun pion sendiri).
  • Pion yang menyerang setidaknya harus melintasi satu kali lintasan ¾ lingkaran.
  • Pion yang berhasil diserang diambil oleh tim lawan, dan pion yang menyerang diletakkan di titik pion yang diserang.

Petunjuk Tambahan[sunting]

Pada arena bas-basan sepur terdapat titik aman dari penyerangan.[3] Titik tersebut tidak dilewati oleh jalur serang, sehingga aman dari serangan lawan. Namun jika pion terlalu lama berdiam di titik ini bisa merugikan pemainnya. Hal ini dikarenakan ketika pion tersebut berpindah tempat, pion itu memiliki peluang yang lebih besar untuk diserang oleh lawan.

Permainan Sejenis[sunting]

Permainan bas-basan sepur memiliki kemiripan dengan permainan yang dikenal di daerah lain dengan nama yang berbeda.

  1. Surakarta (Solo)
  2. Ding-dingan (Bengkulu)

Referensi[sunting]

  1. NN (1981). Permainan Anak-anak Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah.
  2. Khamadi; Sihombing, Riama M.; Ahmad, Hafiz A. (2013). Perancangan Konsep Adaptasi Permainan Tradisional Bas-Basan Sepur dalam Permainan Digital “Amukti Palapa”. Wimba, Jurnal Komunikasi Visual & Multimedia, Vol. 5, No. 2.
  3. Armayuda, Erik; Baskoro, M. Lahandi (2018). Redesain Permainan Tradisional Bas-basan Sepur. Andharupa, Vol. 04, No. 01.