Permainan Tradisional "Catur" di Indonesia/Macanan (Yogyakarta)
Permainan macanan berasal dari Pulau Jawa, khususnya Yogyakarta. Berbeda dengan catur, permainan ini hanya terbagi menjadi dua karakter, yaitu macan dan uwong. Uwong dalam bahasa Jawa memiliki arti rakyat atau penduduk. Pada permainan ini, macan dan uwong digambarkan sebagai dua karakter yang saling bermusuhan.
-
Tradisi Rampog Macan yang dilakukan di alun-alun Yogyakarta.
Permainan macanan memiliki kemiripan dengan tradisi Rampog Macan[1], yaitu tradisi mengadu macan dengan manusia. Pada tradisi tersebut, macan dibunuh karena melambangkan roh jahat yang harus dimusnahkan ketika menjelang Idul Fitri.[2] Padahal, jauh dari sebelum tradisi itu dilakukan, manusia menganggap macan sebagai inkarnasi dari roh leluhur yang menjaga area pemukiman untuk tetap subur. Namun, kondisi tersebut berubah ketika adanya perluasan lahan yang dilakukan oleh manusia ke hutan-hutan.[3] Tindakan tersebut merusak habitat macan sehingga macan menyerang pemukiman penduduk yang ada di sekitar hutan dan memangsa ternak yang ada. Hal ini yang membuat manusia menganggap macan sebagai lambang dari roh jahat.
Alat dan Bahan
[sunting]Permainan macanan memiliki pola arena yang terdiri dari gabungan dua buah segitiga yang dihubungkan oleh sebuah persegi. Pola arena ini menggambarkan kondisi alam yang ditempati oleh uwong (manusia) dan macan, di mana bagian segitiga menggambarkan gunung dan persegi menggambarkan pemukiman desa.
-
Pola arena dari permainan macanan.
-
Titik berwarna hijau menandakan titik yang bisa ditempati oleh pion selama permainan.
Berdasarkan jumlah pion yang digunakan, permainan macanan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Macanan 21 uwong dan 1 macan
- Macanan 8 uwong dan 2 macan
Jumlah pion uwong dan pion macan yang disediakan bergantung pada jenis permainan macanan yang dimainkan. Pion uwong dan pion macan memiliki bentuk yang berbeda untuk memudahkan pemain dalam membedakannya. Biasanya, pion macan memiliki bentuk yang lebih besar dibandingkan pion uwong.[4]
Kedua jenis permainan macanan tersebut memiliki aturan bermain yang berbeda. Namun, keduanya memiliki kesamaan tujuan permainan untuk para karakternya. Macan memiliki tujuan untuk menerkam pion-pion uwong yang berada di dalam arena. Sedangkan, uwong memiliki tujuan untuk mengepung pion macan.
Macanan 21 uwong dan 1 macan
[sunting]Kedua pemain melakukan pingsut atau suit untuk menentukan siapa yang bermain sebagai macan dan uwong. Pemenang dari suit bisa memilih karakter yang ingin dimainkan.
Setelah karakter ditentukan, para pemain bermain dengan ketentuan berikut.
- Giliran pertama diawali oleh uwong. Dari 21 pion yang dimilikinya, pemain uwong hanya menggunakan 9 pionnya di giliran ini. Pion tersebut bebas diletakkan di arena, namun dengan syarat kesembilan pion tersebut harus membentuk persegi. Sisa 12 pion lainnya disimpan di tangan pemain uwong untuk digunakan pada giliran-giliran selanjutnya.
-
Contoh alternatif peletakkan pion uwong pada giliran pertama.
-
Contoh alternatif lainnya.
- Kemudian, giliran pemain Macan untuk meletakkan pionnya di titik yang masih kosong.
-
Contoh peletakkan pion macan di giliran pertama.
- Permainan dilanjutkan secara bergilir antara uwong dan macan.
- Pemain uwong memakai gilirannya untuk:
- Meletakkan satu pion pada setiap gilirannya dari sisa pion pada tangannya ke dalam arena. Pion tersebut bebas diletakkan di titik yang kosong.
- Ketika pion di tangan sudah habis, pemain uwong bisa menggerakkan pion yang ada di arena sebanyak satu langkah per gilirannya ke titik yang kosong.
- Pemain macan bisa memilih salah satu dari dua pilihan berikut untuk dijalankan di setiap gilirannya.
- Memindahkan pion macan ke titik yang kosong dengan jarak satu langkah, atau
- Menerkam pion uwong yang di arena dengan cara melompatinya. Pion uwong bisa dilompati jika berderet dalam satu garis lurus (vertikal, horizontal maupun diagonal) dan berjumlah ganjil (seperti 1, 3, 5 dan seterusnya). Pion uwong yang berhasil dilompati pion macan dikeluarkan dari arena dan menjadi milik pemain macan.
-
Satu pion uwong bisa dimakan oleh pion macan.
-
Tiga pion uwong bisa dimakan oleh pion macan.
Permainan ini dimainkan dengan target yang berbeda untuk setiap karakter.
- Macan menerkam pion uwong sebanyak-banyaknya, sedangkan
- Uwong berusaha untuk tidak diterkam oleh macan dan membentuk formasi yang membuat macan dalam kondisi terkepung.
Permainan dinyatakan selesai, jika salah satu karakter sudah menyelesaikan targetnya masing-masing.
- Macan berhasil membuat uwong tidak dapat mengepungnya. Jika jumlah pion uwong kurang dari 14 buah, macan akan sulit untuk dikepung maka pemain uwong dinyatakan kalah.
- Uwong berhasil membuat pion macan dalam keadaan terkepung sehingga pion macan tidak bisa melakukan pergerakkan ke mana pun. Apabila pion macan tidak dapat bergerak, maka pemain macan dinyatakan kalah.
-
Salah satu contoh pion macan berada pada kondisi terkepung.
-
Contoh lain pion macan dalam keadaan terkepung.
Macanan 8 uwong dan 2 macan
[sunting]Kedua pemain melakukan pingsut atau suit untuk menentukan siapa yang bermain sebagai macan dan uwong. Pemenang dari suit bisa memilih karakter yang ingin dimainkan. Macanan 8 uwong dan 2 macan memiliki cara bermain yang berbeda dengan jenis macanan sebelumnya.
- Giliran pertama diawali oleh macan. Pion pertama macan diletakkan di arena, bebas diletakkan dimana pun.
- Giliran kedua dilanjutkan oleh uwong. Uwong bebas meletakkan 1 pionnya di arena, di titik mana pun yang masih kosong.
- Dilanjutkan dengan macan untuk meletakkan pion keduanya di arena pada titik yang kosong.
- Giliran selanjutnya diberikan kepada uwong untuk meletakkan 1 pionnya di arena pada titik yang kosong.
- Macan meneruskan gilirannya dengan menggerakkan sebanyak 1 langkah ke arah manapun. Sedangkan uwong terus meletakkan pion tambahannya satu per satu ke arena sampai habis. Jika pion uwong di tangan pemain habis, giliran bisa digunakan untuk menggerakkan pion uwong sebanyak 1 langkah per giliran.
- Permainan ini memiliki cara yang berbeda bagi pion macan untuk menerkam pion uwong. Pion uwong bisa dilompati oleh pion macan jika berderet dalam satu garis lurus (baik vertikal, horizontal, ataupun diagonal) dan berjumlah genap (seperti 2, 4 dan seterusnya). Pion yang berhasil dilompati akan dikeluarkan dari arena dan diambil oleh pemain macan.
-
Salah satu kondisi dua pion uwong bisa diterkam oleh pion macan.
- Permainan dinyatakan selesai, jika salah satu karakter sudah menyelesaikan targetnya masing-masing
- Macan berhasil membuat uwong tidak dapat mengepungnya. Biasanya, jika pion uwong sudah berkurang 2 – 4 buah, macan akan sulit untuk dikepung uwong.
- Uwong berhasil membuat macan tidak bergerak ke mana pun.
-
Salah satu kondisi di mana pion macan terkepung oleh pion uwong pada macanan 8 uwong 2 macan.
-
Contoh lain kondisi di mana pion macan terkepung
Lokasi permainan
[sunting]Di Yogyakarta, permainan macanan lebih banyak dimainkan oleh anak-anak berusia sekolah. Durasi permainan ini sekitar 10 menit, sehingga cocok untuk dimainkan oleh anak-anak ketika waktu istirahat di sekolah. Pada akhir pekan, permainan ini dimainkan oleh anak-anak yang berkumpul di balai dusun. Sampai pada tahun 2012, di Balai Dusun Ngringin masih terlihat anak-anak yang memainkan permainan macanan. [4]
Permainan Sejenis
[sunting]Permainan macanan memiliki kemiripan dengan permainan yang dikenal di daerah lain dengan nama yang berbeda.
Referensi
[sunting]- ↑ Khamadi; Senoprabowo, Abi (2016). Model Adaptasi Permainan Papan Tradisional Macanan ke dalam Perancangan Permainan Digital. Andharupa, Vol. 02, No. 02.
- ↑ Wessing, R. (1992). A Tiger in The Heart: The Javanese Rampok Macan. Bijdragen tot de Taal, Land- en Volkenkunde, Deel 148, 2de Afl., pp. 287-308.
- ↑ Wessing, R. (1995). The Last Tiger in East Java: Symbolic Continuity in Ecological Change. Asian Folklore Studies, 54(2), 191.
- ↑ 4,0 4,1 Widarti (2012). Permainan Anak Tradisional Jawa Di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.
- ↑ Dharmamulya, Sukirman; Herawati, Isni; Sumarsih, Sri; Sudiyarto (1992). Transformasi Nilai Melalui Permainan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Proyek Penelitian, Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya.