Lompat ke isi

Permainan Anak Tradisional Kalimantan Selatan

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Permainan anak tradisional Kalimantan Selatan mulai jarang ditemui, seiring pesatnya perkembangan teknologi. Padahal, permainan tradisional Suku Banjar dan Dayak memiliki satu keunggulan, karena memanfaatkan alat dan bahan yang ada di alam sekitar. Permainan umumnya juga dilakukan secara berkelompok untuk memupuk rasa persahabatan, baik antara anak laki-laki maupun perempuan.

Berikut ini rangkuman sejumlah permainan anak tradisional Kalimantan Selatan yang sudah jarang ditemui, dengan harapan bisa menjadi pemantik untuk menggelorakan lagi permainan anak-anak. Apalagi, Kalimantan Selatan akan menjadi penyangga Ibu Kota Negara (IKN), sehingga warisan leluhur yang memiliki nilai-nilai positif tidak boleh tergerus seiring dengan perkembangan zaman.

Peta Provinsi Kalimantan Selatan

Sekilas Tentang Kalimantan Selatan

[sunting]

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan. Sejak pendiriannya, ibu kota provinsi ini adalah Banjarmasin, namun sejak 14 Maret 2022, pemerintah resmi memindahkan Ibu Kota Kalimantan Selatan ke Banjarbaru. Provinsi ini memiliki luas sekitar 38.744 km2 dan penduduk sekitar 4 juta jiwa. Mayoritas penduduk berasal dari suku Banjar dan Dayak.

Dilansir dari Badan Pusat Statistik per tahun 2020, kelompok terbesar di Kalimantan Selatan adalah golongan anak-anak usia 5-9 tahun, yakni sebesar 411.543 jiwa, kemudian disusul kelompok Balita mencapai 392.904 jiwa, dan kelompok anak-anak sekolah dalam rentang usia 10-14 tahun, yakni sebanyak 387.337 jiwa.[1] Maka dari itu, diperlukan kegiatan positif berupa permainan-permainan tradisional yang bisa mengasah motorik anak, sekaligus mengajarkan kehidupan sosial.

Daftar Isi

[sunting]

Istilah-istilah

[sunting]

Ada beberapa istilah yang perlu diketahui sebelum masuk pembahasan mengenai berbagai permainan anak tradisional Kalimantan Selatan. Mengingat ada beberapa permainan yang dilakukan secara berkelompok, maka untuk menentukan siapa pemain yang jaga atau pasang, atau dalam Bahasa Banjar disebut ‘ajak’, biasanya digunakan metode hompimpa.

Sekumpulan anak-anak sedang menentukan pemain yang ajak dengan menggunakan metode hompimpa (dalam Bahasa Banjar disebut umpimpah).

Namun khusus di Kalimantan Selatan, ada istilah lain untuk menyebut hompimpa, yakni umpimpah, dan ada beberapa kelompok lain yang menyebutnya humpilahum pimpah. Metode yang digunakan sama seperti pada umumnya, dalam tradisi umpimpah terdapat dua kode telapak tangan, yakni terbuka (bagian telapak menghadap ke atas) dan tertutup (telapak tangan menghadap ke bawah).[2]

Ada satu lagi metode untuk menentukan siapa pemain yang jaga atau pasang jika hanya ada dua pemain yang saling berlawanan, yakni dengan suit, atau dalam istilah Banjar disebut basiun atau pingsut. Kedua pemain akan memilih mengulurkan ibu jari (gajah), telunjuk (manusia), atau kelingking (semut) secara bersamaan. Gajah akan menang dari manusia, tetapi kalah dari semut. Manusia akan menang dari semut, tetapi kalah dari gajah. Demikian pula dengan semut, ia akan menang melawan gajah, tetapi kalah dari manusia.[3]

Satu hal lagi yang perlu diketahui sebelum menyimak permainan anak tradisional Kalimantan Selatan, ada cukup banyak permainan yang menggunakan benda kecil sebagai representasi dari sang pemain, yang biasanya disebut sebagai undas, dan digunakan sebagai senjata andalan dalam permainan. Jenis undas tergantung permainan itu sendiri, ada yang menggunakan batu kecil pipih dengan ukuran garis tengah 5 cm, atau potongan kayu kecil ukuran 5x5 cm, dan biji karet.[4] Penulis juga beberapa kali mendapati permainan anak tradisional Kalimantan Selatan menggunakan undas berupa potongan keramik.

Referensi

[sunting]
  1. Data Badan Pusat Statistik Tahun 2020. Selengkapnya di https://kalsel.bps.go.id/indicator/12/93/1/jumlah-penduduk-menurut-kelompok-umur.html
  2. Seman, Syamsiar (2006). Permainan Tradisional Orang Banjar. Banjarmasin: Lembaga Pendidikan Banua Banjarmasin. hlm. 1. ISBN: 979-15063-2.
  3. Seman, Syamsiar (2006). Permainan Tradisional Orang Banjar. Banjarmasin: Lembaga Pendidikan Banua Banjarmasin. hlm. 2. ISBN: 979-15063-2.
  4. Seman, Syamsiar (2006). Permainan Tradisional Orang Banjar. Banjarmasin: Lembaga Pendidikan Banua Banjarmasin. hlm. 4. ISBN: 979-15063-2.