Humor Agus Sutondo/Kisah Cinta di Bulakan Sapi Lanang

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Di antara hiruk pikuk berita mereka masih bersama-sama sekarang ini ataukah mereka sudah berpisah satu sama lain, mengingat dulu waktu SMA kedua sahabatku ini memang dua sejoli yang saling memadu kasih indahnya masa remaja waktu SMA.

Ah….ik dan sangat dicintainya ini. Maklum Luthfi ini orangnya memang terbuka, sehingga ketika Luthfi menceritakannya secara detail, aku yang mendengarnya sampai tertawa terpingkal-pingkal, saat itu memang tepat pada hari valentine ketika kami berdua sedang mng. Mengapa lapangan Banteng sering disebut Bulakan Sapi Lanang, karena celotehan Bulakan Sapi lanang ini berawal dari Almarhum Cholik Syamarie yang merupakan salah satu pelawak dan personil dari pelita group yang terbentuk pada tahun 1980an. Dengan logat medok khas Jawa Tengah, Cholik Syamarie sering menyebut dalam setiap aksi lawakannya, istilah Lapangan Banteng menjadi Bulakan Sapi Lanang.


Tahun 80 an memang tidak secanggih zaman sekarang, anak-anak remaja dulu kalau sedang jatuh cinta tidak seperti sekarang ini. Zaman dulu komunikasi yang bisa dilakukan hanyalah melalui surat itupun bagi yang tidak berani menyatakannya secara langsung pada lawan jenis yang dicintainya.

Nah si Luthfi sahabatku ini termasuk orang yang pemalu, dia tidak berani menyatakan cintanya secara langsung pada Rani. Karena tekadnya sudah bulat agar Rani bisa memacari Rani menjadi pacarnya, maka cara yang paling baik dilakukan hanyalah dengan melalui surat, namun konyolnya si luthfi ini justru tidak bisa menulis surat.

Mau terus terang ke Rani belum punya keberanian, mau kirim surat tidak bisa merangkai kata-kata, namun untungnya ketika Luthfi main-main ke Terminal Bis Lapangan Banteng, di kumpulan pedagang kaki lima eceran Luthfi melihat ada di jual buku-buku surat cinta.

Wah…, kebetulan nih batin luthfi. Iseng-iseng luthfi membuka buku perbuku kumpulan surat-surat cinta, eeh…..ternyata ada yang cocok dan pas banget dengan isi hatinya si luthfi, tanpa banyak tanya lagi, Luthfi langsung membeli buku surat cinta tersebut.

Menjelang malam dengan hati ceria, akhirnya Luthfi menyadur isi buku surat cinta yang dibeli tadi siang dilapangan banteng, Luthfi menulisnya pada sebuah kertas berwarna pink, ditulis dengan rapi, lalu dibaca berulang-ulang agar jangan sampai ada yang salah, maka setelah semuanya dianggap beres dan tak ada masalah dengan isi surat cintanya itu, dengan penuh keyakinan Luthfi berencana, besok akan mengirim surat cinta hasil ciplakannya itu ke Kantor Pos Pasar Baru.

Hari demi hari dengan sabar, Luthfi menunggu jawaban balasan surat cinta dari Rani Gadis yang ditaksir, selang beberapa hari kemudian, saat-saat yang dinanti pun tiba. Ketika pulang sekolah, di rumah Luthfi dapat kiriman surat balasan……duuuuh senang benar si Luthfi waktu itu, serasa dapat nilai 10 ulangan Fisika, ga sabaran Luthfi langsung membuka tuh isi surat yang kertas suratnya sama dengan kertas surat yang dikirim, sama-sama berwarna pink. Tapi alangkah kaget dan terkejutnya si Luthfi, ketika surat tersebut dibuka. Bagaimana ga kaget masa di surat tersebut hanya tertulis, Lutjfi……jawaban suratmu ada di halaman 25 ?

Luthfi merenung sebentar? Kok halaman 25, spontan Luthfi melihat lagi buku surat cinta yang dibeli di lapangan banteng. Ha ha ha Luthfi ketawa geli ternyata surat cinta yang dikirim ke Rani adanya di halaman 24, memang isi buku surat cinta kalau halaman pertamanya surat dari cowok yang di tujukan ke cewek atau sebaliknya maka halaman keduanya adalah jawaban dari cewek atau sebaliknya !!! Karena Luthfi menulis pada halaman 24 maka……so pasti halaman 25 adalah jawabannya.

Ooh pantesan, Jangan-jangan si Rani ini juga tidak bisa menulis surat cinta, dan dia beli buku surat cinta di tempat yang sama yakni di Bulakan Sapi Lanang he he he ? Akhirnya Luthfi mencoba kirim surat lagi, isinya, Rani…..tolong lihat halaman 28 dan ga lama kemudian di balas lagi ? Luthfi…..Jawabannya ada di halaman 29 begitu dan seterusnya he he he.

Benar-benar pengalaman yang menggelikan perjalanan cinta pertama Luthfi dan Rani yang dimulai dari buku surat cinta Bulakan Sapi Lanang.