Lompat ke isi

Yunani Kuno/Seni/Patung/Hellenistik

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Pada akhir tahun 400-an SM, Yunani, khususnya Athena, hancur lebur akibat perang besar yang melibatkan hampir seluruh negara-kota di Yunani, yakni Perang Peloponnesos. Seusai perang, bangsa Yunani menjadi terlalu miskin untuk membuat patung, namun pada akhirnya mereka kembali berhasil membuat patung, bahkan mereka menciptakan gaya baru. Kali ini para pematung menampilkan lebih banyak emosi pada patungnya, terutama perasaan-perasaan sedih, misalnya duka cita. Para pematung juga lebih tertarik membuat patung perempuan, dan kini patung perempuan ditampilkan tanpa pakaian. Patung tokoh tertentu juga banyak dibuat.

Patung dari Zaman Hellenistik yang disebut Nike Samothrakia

Ada beberapa pematung terkenal dari periode Hellenistik. Salah satunya adalah Praxiteles, yang berkarya sekitar tahun 340-an SM. Dia membuat patung Hermes dan bayi Dyonisos di kuil.

Patung Hermes dan Bayi Dyonisos karya Praxiteles.

Praxiteles juga membuat patung Aphrodite yang menurut orang-orang begitu hidup, sampai-sampai ada pria yang jatuh cinta dan berusaha mencium patung itu. Namun patung aslinya kini sudah tidak ada dan hanya ada tiruannya buatan Romawi.

Tiruan buatan Romawi dari patung Aphrodite karya Praxiteles

Lysippos adalah pematung Hellenistik terkenal lainnya. Dia adalah pematung favorit Aleksander Agung. Karyanya yang paling terkenal adalah Apoxyomenos, yaitu patung seorang pria muda yang sedang membuang minyak dari tubuhnya menggunakan strigil. Patung ini dibuat sekitar tahun 320 SM, tidak lama setelah kematian Aleksander. Sayangnya, patung aslinya, yang dibuat dari perunggu, sudah tidak ada, dan yang kini masih bertahan adalah tiruannya buatan Romawi yang dibuat dari marmer.

Tiruan buatan Romawi dari patung Apoxyomenos karya Lysippos