Lompat ke isi

Asia Tengah Pra-1500/Sejarah/Khitan

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
<< Suku Uighur Suku Khitan - Asia Tengah Pra-1500 Suku Jurchen >>
<< - Suku Mongol >>
Orang Khitan berburu menggunakan elang

Suku Khitan adalah bagian dari kelompok besar penutur bahasa Turk dan Altaik dari Asia Tengah yang secara perlahan memperoleh kekuasaan pada Abad Pertengahan. Pada 300 M, suku Khitan tinggal di bagian timur Asia Tengah. Seperti suku bangsa Asia utara lainnya, mereka menunggangi kuda, menggembalakan ternak, memancing, dan berburu. Pada Abad Pertengahan Awal, suku Khitan tinggal di antara dua kelompok yang lebih kuat, yang pertama adalah bangsa Gokturk dan kemudian (Setelah 742 M) suku Uighur di sebelah barat serta Tiongkok di sebelah selatan. Para tentara Khitan bekerja sebagai tentara bayaran baik bagi Uighur maupun Tiongkok. Namun seperti para tentara bayaran lainnya pada masa itu, suku Khitan pelan-pelan mempelajari pihak yang mempekerjakan mereka, dan mulai berpikir untuk memperoleh kekuasaan bagi diri mereka sendiri.

Wilayah Dinasti Liao atau disebut juga Kekaisaran Khitan (ungu) pada 1111 M
Wilayah Dinasti Liao Barat atau disebut juga Kekhanan Kara-Khitan atau Kekhanan Qara-Khitai sekitar 1200 M

Maka dari itu, ketika Kekaisaran Uighur runtuh pada 841 M dan Dinasti Tang juga runtuh pada 900 M, suku Khitan sudah siap untuk bangkit. Pada 907 M, suku Khitan menamakan pemerintahan mereka sebagai Dinasti Liao, dan mereka brangsur-angsur menaklukan wilayah selatan dan barat mereka, menguasai wilayah Tiongkok lama dan Uighur. Sebagai Dinasti Liao, suk Khitan mampu memaksa Sinasti Sung membayar upeti tahunan berupa emas dalam jumlah banyak. Suku Khitan pun menjadi kaya dan mereka belajar menulis bahasa Tionghoa (atau membeli budak-budak Tionghoa yang dapat menulis). Seperti banyak orang di Tiongkok pada masa itu, sebagian besar orang Khitan ini memeluk agama Buddha.

Akan tetapi pada 1125 M, Dinasti Sung Tiongkok tak mau lagi membayar begitu banyak emas kepada Khitan. Mereka memutuskan untuk menyewa tentara bayaran, yaitu suku Jurchen, untuk mengalahkan Khitan. Pada akhirnya, suku Jurchen berhasil mengalahkan Khitan dan merebut wilayahnya. Sebagian besar orang Khitan, di bawah kepemimpinan khan mereka, Yelu Dashi, mengikuti musuh lama mereka, suku Uighur, ke barat. Suku Khitan bahkan menetap di wilayah yang lebih jauh di barat daripada suku Uighur, tepatnya di tempat yang kini menjadi Kazakhstan. Orang Tiongkok menyebut kekaisaran baru Khitan ini sebagai Dinasti Liao Barat. Dalam prosesnya, suku Khitan membawa serta banyak kebudayaan Tionghoa ke Kazakhstan. Kata lama "Cathay" untuk Tiongkok berasal dari kata "Khitai" (variasi dari Khitan) karena para penegalana melihat orang Khitan berperilaku seperti orang Tionghoa. Mereka meggunakan bahasa Tionghoa, kalender Tionghoa, dan koin Tiongkok. Selain itu mereka juga merupakan penganut agama Buddha.

Banyak pemimpin Khitan merupakan perempuan, suatu hal biasa di Asia Tengah. Ketika khan Yelu Dashi meninggal pada 1143 M, istrinya Xiao Tabuyan berkuasa sebagai wali bagi putranya. Setelah putranya, Yelu Yiliu, meninggal pada 1163 M, saudarinya Yelu Pusuwan memerintah suku Khitan. Namun di timur, suku Mongol telah berhasil menaklukan suku Jurchen dan sedang memperluas kekaisarannya. Pada 1220 M, suku Khitan menjadi bagian dari Kekaisaran Mongol.