Asia Tengah Pra-1500/Sejarah/Tibet

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
<< Kekasaisaran Tibet - Asia Tengah Pra-1500 Kekaisaran Mongol >>
Bendera Kekaisaran Tibet
Wilayah terluas Tibet antara 780 dan 790-an M

Tibet terletak antara India dan Tiongkok, sebelah utara Pegunungan Himalaya. Tibet telah dihuni sejak 20.000-an SM. Sekitar 10.000 SM banyak orang dari Tiongkok utara yang pindah ke Tibet dan mendesak penduduk pribumi. Ini mungkin berkaitan dengan keruntuhan Dinasti Shang sekitar masa ini. Bahasa Tibet merupakan bagian dari rumpun bahasa Himalaya, mungkin terkait dengan bahasa Tionghoa. Sebagian besar orang Tibet adalah peternak sapi dan domba, dan pada 100 SM banyak pula petani beras dan jelai. Seperti orang Asia Tengah lainnya, orang Tibet mengenakan kulit dan bulu, serta menunggangi kuda.

Pada awal 600-an M, Songtsan Gampo menyatukan Tibet menjadi satu kekaisaran yang kuat. Ia bahkan mampu menikahi keponakan kaisar Tiongkok Dinast Tang T'ai Tsung. Selain membentuk kekaisaran, Songtsan Gampo juga mendorong orang Tibet untuk menuliskan cerita dan puisi mereka serta menyimpan catatan tentang urusan kerajaan. Pada masa ini sebagian besar orang Tibet memeluk agama Buddha, terdorong oleh banyaknya biksu Buddha yang pergi dari India dan menjelajahi Asia Tengah.

Tibet mulai memperluas wilayahnya, mengambil lebih banyak wilayah Tiongkok. Orang-orangnya mulai mengenakan sutra, meminum anggr dan teh, serta menggunakan kertas dan tinta. Orang Tibet juga mengembangbiakkan kuda untuk berdagang dengan Tiongkok untuk teh, gula, dan berbagai benda mewah lainnya.

Patung Songstan Gampo

Tibet terus memperluas wilayahnya, menjalin persekutuan dengan Gokturk di utara untuk melawan Tiongkok. Pada 677 M, Tibet menaklukan Cekungan Tarim di utara, sehingga Tibet dapat mengendalikan Jalur Sutra ke Tiongkok. Tibet menjadi kaya dengan pajak dari Jalur Sutra selama lima belas tahun hingga 692 M, ketika kaisar wanita Tang, Wu Chao, merebut kembali Cekungan Tarim dari Tibet, yang juga sedang dipimpin perempuan, Khri-ma-lod, yang memerintah atas nama putranya. Setelah putranya meninggal, Khri-ma-lod terus memrintah atas nama cucunya hingga meninggal pada 712 M.

Pada tahun yang sama, Hsuan Tsung menjadi kaisar Tiongkok. Ia adalah sosok yang kuat dan berhasil membuat Tiongkok menjadi lebih besar. Namun seiring dia menua, Tiongkok kembali melemah. Sogdiana, di bawah pimpinan An Lushan, dan Tibet memanfaatkan keadanaan ini dan memperoleh lebih banyak kekuasaan di Tiongkok Barat. pada 732 M, seorang pangeran Tiber menikahi khagan Turk sehingga terjalinlah persekutuan Tibet dan Turk untuk melawan Tiongkok.

Pada 742 M, putra Hsuan Tsung, Suzong, menyewa tetangga Tiongkok, yakni suku Uighur, untuk bertempur melawan bangsa Gokturk, dan suku Uighur berhasil menang. Suzong lalu menyuruh suku Uighur melawan Sogdiana, yang juga berhasil dikalahkan. Dengan semua kemenngan ini, suku Uighur diperintahkan Suzong untuk menyerang Tibet, yang pada 783 M sukses menyerbu dan merebut ibukota Tiongkok, Changan. Sayangnya, Tibet lumayan kuat dan tak mampu dikalahkan suku Uighur. Pada 778 M, raja Tibet, Trison Detsen, bersekutu dengan raja Imobsun dari Siam di selatan Tiongkok. Mereka bersama-saa menyerbu Tiongkok. Pada 783 M, Tiongkok dipaksa menyerahkan wilayah luas di timur laut Tibet kepada Tibet. Setelah itu Trison Detsen mulai menyerbu Sogdiana di barat yang mulai melemah.

Patung Trisong Detsen

Akan tetapi setelah Trison Detsen meninggal pada 797 M, Tibet terpecah menjadi beberapa negara kecil. Pemimpin Buddha menjadi lebih berkuasa daripada raja, dan lebih berperan mengendalikan pemerintahan. Pada 843 M, raja Glandar-ma berusaha melawan pengaruh agamawan dengan melarang agama Buddha. Akibatnya para penganut Buddha melarikan diri dari Tibet ke Tiongkok.

Tibet kini terbagi dua. Bagian baratnya lebih dekat dengan budaya India dan Buddha sedangkan bagian timurnya lebih mendekati budaya Tiongkok. Pada masa Dinasti Tang, Tiongkok melemah sehingga Tibet mampu meraih kendali atas bebrapa bagian Tiongkok. Pada 1042 M, seorang India penganut Buddha, Atisha, datang ke Tibet timur dan kembali membangkitkan agama Buddha. Tanpa raja yang kuat, para lama (pemimpin) Buddha menajdi orang yang berpengaruh di Tibet.

Pada 1200-an M, Tibet dikuasai oleh Kekaisaran Mongol, dan sejak itu wilayah Tibet dikendalikan melalui perwakilan Mongol di Tiongkok. Pada 1240-an M, pangeran Mongol, Khuden, memerintah Tibet.

Dengan tersebarnya Maut Hitam pada 1328 M, Kekaisaran Mongol runtuh, dan pada 1354 M Tibet berhasil merdeka di bawah Tai Situ, meskipun dalam hal tertentu Tibet dikuasai oleh Tiongkok Dinasti Ming.