Electric-Man/16

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

“Dor...dor..dor...!”

E-Man pun tak ingin diserang terus, maka sambil berkelit di udara sambil menghindari tembakan ia pun mencampakan bola listrik ke semua para teroris yang menembakinya.

“Hiaaaat...! Rasakan ini..!”

“Zrreeettt....zreet...”

“Whuss...whuusss...”

“Zret...zret...zret...zret...!”

“Arghhhhkkk...!”

“Akhhh...!”

“Aghhhhkk....!”

Semua para anggota Rojan Gan’k yang menembak E-Man terlempar ke belakang dan meringis kesakitan, termasuk Jarot, Janus dan Rogan.

Penyerangan yang dilakukan oleh E-Man dianggap Komandan KOPASUS dan PIN sebagai kesempatan untuk masuk ke dalam hotel. Mereka pun sepakat untuk menyerang dari pintu masuk, dan segara memerintahkan pasukan masing-masing.

Di saat para pasukan pengamanan masuk, mereka ditembaki oleh para anggota geng.

“Dor...dor...dor...!”

“Oh...”, Komandan KOPASUS tersontak kaget.

“Mundur semua...”, perintahnya segera.

Pasukan KOPASUS dan PIN itu pun mundur sambil menghidari peluru-peluru para geng tersebut, yang diduga tidak dijaga namun ternyata sebaliknya.

Dua orang anggota geng yang berada di ruang monitor sistem keamanan melihat aksi E-Man dan segera memberi kode ke semua anggota geng untuk menyerangnya. Dari segala sudut, seluruh anggota pun segera melaksanakan kode tersebut.

Dengan gesit, E-Man pun masuk ke hotel melalui jendela yang terbuka, namun di saat bersamaan para anggota geng yang sudah mendengar kode tersebut langsung menembaki E-Man secara bertubi-tubi. Tembakan pun tidak dapat dielakkan oleh E-Man.

“Dor...dor..dor...!”

“Dreeet...drreet...!”

“Argghhh....”, E-Man tertembak sebanyak lima kali, satu di bagian dada, dua di bagian perut, dan tiga di bagian punggung.

Alhasil E-Man terjatuh ke luar dari jendela hotel dan menabrak bagian atas mobil sedan.

“Braaak...!”

“Gedebukkk...!”

“Akhhhh...”, E-Man kesakitan.

E-Man jatuh menabrak mobil begitu keras sehingga, dan terpental ke jalan raya. Orang-orang sekitar hotel pun terkejut melihat E-Man jatuh dari ketinggian lantai 10.

Sekitar 30 detik, sambil menahan kesakitan E-Man pun kembali bangkit untuk berdiri. Peluru-peluru itu tidak masuk ke tubuhnya, hanya menembus sedikit kulit tubuhnya, sehingga peluru yang lengket dapat dilihat dari bagian luar tubuhnya. E-Man pun merenggangkan dan menggoyang tubuhnya, dan saat itu juga peluru lengket di tubuhnya berjatuhan, tubuhnya sedikit terluka dan berdarah namun tidak parah.

Sementara, para anggota geng yang telah menembaki E-Man mencoba menyadarkan dan membangkitkan ketua geng dan yang lainnya. Di saat itu juga E-Man langsung kembali terbang ke lantai 10 dan masuk melalui jendela.

“Wussshhh....!”

“Wow! Hebat sekali...”, gumam Christine setelah melihat E-Man berhasil bangkit kembali masuk ke hotel, begitu juga dengan yang lainnya.

“Plok...plok...plok...!”

“Hebat...! Tembakan kalian cukup membuatk jatuh dan kesakitan...”, puji E-Man setelah berada di depan para anggota geng dan sandera.

“Hahhh....”, mereka benar-benar terkejut, tak terkecuali Roselina dan yang lainnya.

Tanpa basa-basi mereka langsung menembak E-Man, kecuali Jarot, Rogan dan beberapa anggota lainnya masih menahan sakit akibat sengatan bola listrik dari E-Man.

“Dor..dor..dor...!”

“Dreeet...dreeet...!”

“Whusss...whuss...whuss...!

“Dor...dorrr...dorr....!”

E-Man berkelit dengan gesit menghidari peluru-peluru yang mengarah ke padanya, dan dia pun membalas serangan mereka, kali ini dengan cambuk listrik.

“Zrrrrreeeet.....!”

“Tasshhh....tash...!”

“Whuuisssh....!”

Bagaikan seorang Matador, E-Man pun mencambuk mereka satu per satu dengan begitu cepat.

“Zrrrrreeet.....starhhh...!”

“Akh...!”

“Zrrrrreeeet.....!”

“Tasshhh....tash...!”

“Whuuisssh....!”

“Starss...tarss...tarssh...!”

“Auughhh.....”, mereka tidak menghidar dan satu per satu pun langsung roboh.

Suasana ruangan pun benar-benar berubah berantakan akibat tekanan cambuk listrik dari E-Man, namun ada juga akibat dari tembakan para anggota geng tesebut.

E-Man berjalan menuju Jarot dan mengambil HT-nya dan berbicara kepada mereka, para pengaman yang ada di lokasi hotel.

“Saya E-Man, hotel sudah aman dan terkendali. Segeralah mengamankan para sandera...”, ucap E-Man lewat HT.

Mendengar berita baik tersebut, komandan KOPASUS dan PIN segera memerintahkan pasukannya untuk masuk ke hotel. Kedua komandan tersebut pun ikut masuk, serta diikuti oleh pak walikota.

E-Man meletakkan HT di samping Jarot yang masih sedang kesakitan, dan berjalan menuju Roselina yang berdekatan dengan Ricky dan sandera lainnya.

“Apa kalian tidak apa-apa...”, tanya E-Man.

“Iya, terima kasih ya...”, balas Roselina dengan lega.

“Iya, terima kasih E....”, sambung Ricky merasa cemburu namun perkataannya putus yang ternyata tidak tahu sambungan “E”, karna hanya melihat gambar “E” di dada E-Man sebagai logonya.

“E-Man, atau Electric-Man...”, kata E-Man melengkapi ucapan Ricky.

“E-Man...”, Ricky merasa agak heran mendengar nama itu, Roy dan yang lainnya pun ikut merasa heran.

Tanpa disadari E-Man, Jarot telah pulih kembali dan menarik lengan kanan Roselina sambil menodongkan pistol ke kepalanya.

“Aaaa...”, Roselina terkejut.

“Jangan ada yang bergerak...”, perintah Jarot keras sambil mengacungkan pistolnya ke arah E-Man dan para sandera.

Rogan pun telah pulih dan diam-diam mengisi peluru bazooka.

“Kaboom...”, sebuah peluru bazooka melasat ke arah E-Man, yang ditembakkan oleh Rogan setelah pulih dari rasa sakitnya.

E-Man sebenarnya masih bisa menghindar namun ia tetap pada posisinya karena para sandera masih berada di dekatnya, dan dengan cepat serta sekuat tenaga mendorong semua para sandera. Peluru pun tak terhindar dan mengenai dirinya, kali ini dia malah menangkap dan memeluk peluru supaya ruangan tidak ikut meledak.

“Duarrr...!”

“Aghhhh...”, E-Man roboh dan tersungkur di lantai hotel, dan kesakitan.

Ruangan pun penuh asap, dan tubuh E-Man dipenuhi bekas-bekas ledakan bazooka, di saat itu jugalah pak walikota, komandan KOPASUS dan PIN beserta pasukan pengaman masuk ke ruangan tersebut.

“Haaah...”, pak walikota terkejut melihat Jarot menahan Roselina sambil menodongkan pistol ke kepala Roselina dan juga terkejut melihat E-Man tergeletak di depannya.

“Maaf, pak. Tolong turunkan senjata kalian berdua”, perintah komandan KOPASUS kepada Jarot dan Rogan.

“Jarot...! Oh, Jarot...”, komandan PIN lebih terkejut lagi melihat Jarot yang ternyata masih sepupunya.