Islam Abad Pertengahan/Sejarah/Abbasiyah
Pada tahun 750 M, Kekhalifahan Umayyah digantikan oleh Kekhalifahan Abbasiyah, yang membunuh semua anggota dinasti Umayyah, kecuali satu orang. Abbasiyah kurang tertarik pada pesisir Laut Tengah dibandingkan Umayyah, dan mereka lebih berfokus pada dataran Irak dan Iran, dan tidak terlalu memperhatikan daerah pesisir seperti Israel, Suriah, Lebanon, dan Mesir. Pada tahun 762 M, Abbasiyah memindahkan ibukota dari Damaskus di Suriah ke Baghdad di Irak.
Baghdad dengan cepat menjadi kota yang besar dan maju, yang dihuni oleh para penutur bahasa Aram, Arab, dan Persia. Banyak kelompok orang berbeda yang tinggal di sana, di antaranya orang Arab, Persia, Yahudi, dan Yunani. Beberapa agama disembah di sana, selain mayoritas Islam, ada pula penganut Kristen, Yahudi, dan Zoroaster. Pada tahun 800-an M Baghdad kemungkinan di tempati oleh hampir setengah juta orang (separuh penduduk Roma pada masa Kekaisaran Romawi) dan menjadi kota terbesar terbesar di dunia di luar Tiongkok.
Anggota dinasti Umayyah yang selamat melarikan diri dari Damaskus dan menyeberangi Laut Tengah menuju Spanyol. Di sana dia mendirikan Kekhalifahan Umayyah Spanyol. Dia dan keturunannya memerintah Spanyol untuk waktu yang lama.
Abbasiyah memerintah seluruh Asia Barat dan Afrika Utara sejak tahun 750 M hingga sekitar 1000 M, setelah itu mereka mulai melemah. Pertama-tama, Afrika Utara memisahkan diri dan membentuk pemerintahan merdeka yang disebut Kekhalifahan Fatimiyah. Kemudian berturut-turut para gubernur di banyak provinsi, misalnya dinasti Samaniyah, mulai bertindak secara lebih bebas, dan para jenderal Turki dalam pasukan Abbasiyah semakin lama semakin sulit dikendalikan oleh para Khalifah Abbasiyah. Keberhasilan pasukan Salib dari Eropa dalam merebut Yerusalem pada Perang Salib Pertama pada tahun 1096 M sangat disebabkan oleh kemunduran kekuasaan Abbasiyah. Pada tahun 1258 M, Kekhalifahan Abbasiyah akhirnya runtuh.
|