Islam Abad Pertengahan/Sejarah/Muwahidun
Selama tahun 1100-an M, ketika dinasi Ayyubiyah sedang menaklukan Mesir, dinasti Muwahidun berhasil menaklukan dan menguasai wilayah lainnya di Afrika Utara (Libya, Tunisia, Aljazair, dan Maroko modern) dan Iberia (Spanyol dan Portugal modern). Ketika mereka menaklukan Cordoba pada tahun 1148 M, dinasti Muwahidun mengusir semua orang Yahudi dari kota itu.
Dinasti Muwahidun dengan segera memindahkan ibukota mereka dari Afrika ke kota Sevilla di Spanyol. Mereka membangun sebuah masjid agung di Sevilla (hanya menaranya yang masih ada saat ini), dan sebuah istana (sebagian masih tersisa, di Alcazar). Dinasti Muwahidun adalah pembaharu keagamaan, yang berupaya memurnikan Islam dan membuat orang memikirkan Allah sebagai sebuah spirit, dan tidak memikirkan-Nya seperti seorang pria.
Akan tetapi dinasti Muwahidun tidak mampu mempertahankan kekhalifahan mereka untuk waktu yang lama. Tidak lama setelah tahun 1200 M, pemberontakan dan pertempuran membuat dinasti Muwahidun runtuh.
Kerajaan-kerajaan Kristen di Spanyol utara, antara lain Castilla, Aragon, dan Portugal, memanfaatkan kondisi dinasti Muwahidun yang sedang melemah untuk kemudian menaklukan Spanyol selatan. Pertama-tama, kaum Kristen memenangkan pertempuran besar dan merebut Toledo pada 1212 M; kemudian mereka merebut Cordoba pada 1236 M, Valencia pada 1238 M, dan Sevilla pada 1248 M. Pada tahun 1250 M, satu-satunya kota penting di Spanyol yang masih dikuasai oleh dinasti Muwahidun hanyalah Granada. Pada akhirnya rakyat Granada memberontak dan runtuhlah dinasti Muwahidun di Spanyol. Mereka kemudian digantikan oleh Dinasti Nashri.
Sementara itu di Afrika Utara, diansti Muwahidun terpecah menjadi tiga kerajaan baru. Dinasti Hafsiyun berkuasa di timur (Libya dan Tunisia modern), dinasti Ziyanyun berkuasa di tengah (Aljazair modern), dan dinasti Mariniyun berkuasa di barat (Maroko modern).
|