Manajemen Lalu Lintas/Bus Rapid Transit
Manajemen lalu lintas |
---|
Pendahuluan |
Definisi: Lalu lintas · Manajemen lalu lintas • Permasalahan lalu lintas • Prinsip pengendalian lalu lintas |
Keselamatan lalu lintas |
Penegakan hukum • Keselamatan lalu lintas • Pembatasan Kecepatan • Pelambatan lalu lintas • Tempat istirahat |
Manajemen Prioritas |
Prioritas angkutan umum Jalur bus • Bus Rapid Transit • Fasilitas pendukung |
Manajemen Pembatasan |
Pengendalian kendaraan pribadi • Retribusi pengendalian lalu lintas • Pengendalian parkir • Sel Lalu Lintas |
Manajemen Kapasitas |
Jaringan jalan • Kapasitas jalan • Kawasan lalu lintas terpadu • Sistem satu arah • Simpang susun • Jalur berlawanan arah • Jalan pintas |
Pengembangan transportasi yang berkelanjutan |
Prinsip transportasi yang berkelanjutan • Transit Oriented Development • Transportasi hijau |
Pendanaan |
Pendanaan sistem transportasi • Kemitraan pemerintah dengan swasta |
Status: |
BRT Disebut juga Jalan Khusus Bus yang merupakan singkatan dari Bus Rapid Transit, merupakan sistem transit yang menggunakan bus pada jalur yang khusus diperuntukan untuk bus, sehingga dapat diperoleh kapasitas yang tinggi, BRT di Curitiba [1] mengangkut 11.00 orang per jam, kota Bogota dapat mengangkut sampai 25.000 orang per jam, angka yang sangat tinggi untuk sistem angkutan berbasiskan bus. Perkembangan yang tertinggi terjadi di kota Guangzou, Tiongkok[2] yang bisa mengangkut sampai dengan 800.000 orang perhari.
Bentuk BRT
[sunting]Jalan khusus bus
[sunting]Jalan khusus bus atau dikenal sebagai busway merupakan jalan yang khusus diperuntukkan bagi bus, dimana bus dikemudikan supir seperti di jalan biasa. Berkembang dengan luar biasa di Bogota di Columbia, Curritiba di Brasil, dan diikuti oleh Jakarta
Jalan khusus bus terpandu
[sunting]Jalan khusus bus terpandu atau dikenal sebagai guided busway atau di Jerman dikenal sebagai O Bahn. Mempunyai keunggulan lebar lajur dapat dipersempit karena bus berjalan di lintasan yang dipandu oleh suatu kerb, dimana bus dilengkapi dengan roda kecil yang mengarahkan jalannya bus mengikuti kerb. Sistem ini dikembangkan di Jerman kemudian dikembangkan di Nagoya di Jepang, Adelaide di Australia.
Desain BRT
[sunting]Beberapa aspek penting dalam desain BRT adalah:
Tempat perhentian bus/Shelter
[sunting]- Untuk mempercepat proses naik turun penumpang langkah yang dilakukan adalah dengan menyamakan tinggi platform tempat perhentian dengan lantai bus
- Jumlah pintu bus yang banyak, untuk itu di Mexico city digunakan tiga buah pintu
- Akses ketempat perhentian yang sedemikian sehingga memungkinkan penderita cacat untuk naik dan turun BRT
- Tempat penjualan Tiket
- Bila jumlah penumpang yang naik dan turun banyak, perlu dilengkapi dengan toilet
- Bila jumlah rute yang melalui tempat perhentian lebih dari satu maka sebaiknya dipisahkan tempat naik turun bus menurut rute yang dilalui.
Prasarana Jalan khusus bus
[sunting]- Daya dukung prasarana yang digunakan harus mampu untuk menampung bus yang penuh dengan penumpang, dan bisa mencapai lebih dari 10 ton per sumbu.
- Lebar lajur sekurang-kurangnya 3 meter dan disarankankan paling tidak 3,5 m.
- Jarak antar tempat perhentian sekitar 500 m dipusat kota dan 1.000 m dipinggir kota
- Jumlah lajur disesuaikan dengan sistem pelayanan, bila ada pelayanan dengan jumlah berhenti terbatas (express) pada tempat perhentian diberikan 2 buah lajur untuk menyalib bus yang sedang menurunkan dan menaikkan penumpang.
Sarana jalan khusus bus
[sunting]Bus yang digunakan perlu disesuaikan dengan demand
- Untuk demand kecil disarankan untuk menggunakan bus besar biasa dengan panjang 10 sampai 10 m
- Untuk demand sedang digunakan bus tempel (articulated bus) dengan panjang 17,5 m
- Untuk demand besar digunakan bis tempel ganda (biarticulated bus) dengan panjang 24 m
- Langkah yang bisa dilakukan lagi untuk meningkatkan kapasitas angkut adalah dengan menggunakan bus dengan lebar 3 m
Sistem Tiket
[sunting]Pengumpulan pendapatan/tiketing dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
- Di tempat perhentian bus yang diperlengkapi dengan loket yang melakukan penjualan tiket seperti dilaksanakan pada bus TransJakarta ataupun melalui dispenser/otomat tiket untuk mengurangi peran manusia.
- Diatas bus dengan menggunakan kartu prabayar. Kartu prabayar modern biasanya merupakan kartu yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, kartu bisa diisi ulang melalui toko/warung retail ataupun melalui perbankan.