Yunani Kuno/Sastra/Demosthenes

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Patung kepala Demosthenes

Demosthenes lahir di Athena sekitar tahun 385 SM, pada periode Hellenistik. Ia berasal dari keluarga yang cukup kaya, dan memperoleh pendidikan yang baik. Pada usia tujuh tahun, orang tuanya meninggal, dan walinya mengambil semua hartanya. Demosthenes ingin merebut kembali hartanya, namun untuk dapat menang di pengadilan, ia harus bisa membuat pidato yang bagus, sementara Demosthenes memiliki permasalahan dalam berbicara, ia tak dapat berbicara dengan jelas. Ucapannay sulit dimengerti orang lain. Meskipun demikian, Demosthenes terus berusaha belajar berbicara. Disebutkan bahwa ia menaruh kerikil di mulutnya sambil berbicara, supaya dapat mengucapkan kata-kata secara jelas.

Setelah dewasa, Demosthenes belajar berbiara dengan sangat baik, supaya ia dapat memenangkan kasusnya, meskipun uang yang akan diperoleh sudah tidak banyak lagi. Pada akhirnya Demosthenes menjadi orator profesional. Dia memberikan banyak pidato politik, dan menjadi pemimpin penting dalam politik Athena.

Demosthenes juga menulis banyak orasi bagi orang yang ingin berbicara di pengadilan. Dalam sistem pengadilan Athena, pengacara tidak dapat berbicara di pengadilan, hanya orang yang bersangkutan yang dapat berbicara. Orang-orang membayar Demosthenes untuk menulis pidato bagi mereka, lalu mereka menghapalnya dan menuturkannya di pengadilan. Beberapa pidato ini masih ada hingga sekarang.

Demosthenes merupakan salah satu orang pertama yang menyadari bahwa Philippos dari Makedonia hendak menguasai Yunani. Ia memperingatan rakyat Athena mengenai bahaya tersebut, namun mereka tak mempercayainya. Di kemudian hari, rakyat Athena menyadari bahwa Demostheens memang benar, jadi mereka mengirim Demosthenes bersama beberapa pria sebagai utusan kepada Philippos di Makedonia untuk melakukan penawaran, namun semua sudah terlambat.

Setelah Aleksander Agung meninggal pada 323 SM, Demosthenes berusaya membantu Athena bebas dari kekuasaan Makedonia. Aristoteles, yang mendukung Makedonia, meninggalkan kota. Akan tetapi pemberontakan Demosthenes gagal dan ia dipenjara pada 322 SM. Ia kabur dari penjara dan melarikan diri. Dia kemudian diketemukan telah meninggal dunia. Banyak orang meyakini bahwa ia bunuh diri dengan mmeminum racun. Demosthenes meninggal pada usia 65 tahun.