Yunani Kuno/Sastra/Sappho

Patung kepala Sappho

Sappho adalah satu-satunya perempuan di Yunani yang karya-karya masih ada, meskipun ia bukanlah penulis perempuan pertama. Sappho tinggal di pulau Lesbos pada tahun 600-an SM.

Sappho tampaknya berasal dari keluarga yang cukup kaya. Ia mungkin mengelola semacam sekolah bagi para remaja perempuan pada usia sebelum usia menikah. Ia menulis puisi-puisi tentang kecantikan perempuan, keindahan alam, dan cinta. Seabgain besar puisinya hanya tersisa dalam potongan-potongan tak lengkap.

Berikut ini adalah salah satu puisi karya Sappho:

“

Pasukan berkuda, barisan rapat para tentara yang berarak Suatu armada yang mulia, - beberapa menanggapnya di banding segalanya di bumi Namun yang terindah. Bagi diriku tiada lain tiada bukan Adalah kekasihku tercinta Untuk memahamai ini amat sangat teramat mudah Karena dalam cara yang sama, memandang kesempurnaan manusia Serta mengetahui apa yang dianugerahkan kehidupan kepadanya Paris memilih si cantik Helene Paris, pengkhianat kehormatan Troya Helene tak lagi memikirkan anaknya yang tersayang atau orang tuanya Melainkan menyerah kepada cinta, dan terdorong oleh hasratnya Dia menantang Takdir dalam pengasingan Jadi berubah dengan cepat kehendak perempuan itu Sehingga segala yang dekat dan disayangi nampak tak berarti Maka akan terjatuhlah dirimu, wahai Anaktoria milikku Jika dirinya bersamamu Dia yang langkah lembutnya dan wajah bersinarnya Memiliki kekuatan memikat - lebih dari penampakan Batalion kereta perang dan tentara berbaju zirah Dalam pasukan Lydia Jadi kita mesti belajar bahwa di dunia seperti ini Manusia tak akan pernah bisa mencapai hasrat terbesarnya [Namun harus berdoa demi apa yang dipegang oleh Takdir baik Jangan pernah lalai]

”

Istilah lesbian pada saat ini berasal dari puisi-puisi Sappho, yang berasal dari nama pulau tempat tinggalnya yaitu Lesbos, meskipun tidak diketahui secara pasti apakah Sappho sendiri seorang lesbian.