Yunani Kuno/Sastra/Hesiodos

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Patung kepala Hesiodos

Setelah orang di Yunani kuno menguasai cara menulis alfabet baru, sekita rtahun 750 SM, dengan segera mereka menuliskan kisah-kisah dan sajak-sajak yang mereka ketahui. Homeros menggunakan alfabet untuk menulis Iliad dan Odyssey. Pada masa yang sama, Hesiodos menggunakn alfabet untuk menulis dua puisi panjang. Yang pertama berjudul Theogonia dan yang kedua berjudul Erga kai Hemerai.

Dalam Theogonia, Hesiodos menceritakan awal mula dunia dan kelahiran para dewa. Ia menggabungkan kisah-kisah dari Asia Barat, seperti ksiah penciptaan dari Babilonia, Enuma Elish, dengan kisah dari Asia Tengah yang dibawa oleh bangsa India-Eropa ke Yunani, yang terkait dengan kisah Kumarbi dari Het, serta gagasan India-Eropa bahwa peradaban membuat kehidupan menjadi lebih sulit alih-alih lebih mudah, dan secara alami segala sesuatu menjadi lebih buruk seiring berjalannya waktu. Sebagian besar dewa yang diceritakan oleh Hesiodos memiliki nama-nama India-Eropa, seperti Zeus, Poseidon, dan Demeter, sedangkan Athena kemungkinan adalah versi lain dari dewi dari Asia barat, Inanna.

Dalam Erga kai Hemerai, Hesiodos menceritakan kehidupan seorang petani yang cukup kaya di Yunani pada masanya (periode Arkaik). Lagi-lagi Hesiodos menggabungkan gagasan dari Asia Barat mengenai bagaimana manusia harus bertingkah laku dengan gagasan dari kisah-kisah India-Eropa dari Asia Tengah. Dari Asia Barat, Hesiodos memperoleh gagasan bahwa meminjamkan uang dengan bunga adalah perbuatan yang buruk, dan bahwa perempuan itu jahat dan tak dapat dipercaya. Namun gagasan Hesiodos mengenai Keadilan tampaknya terkait dengan kisah-kisah India-Eropa yang terdapat dalam Rig Weda dari India.

Meskipun Hesiodos merangkai banyak kisah berbeda dari berbagai tempat berbeda untuk menyusun puisinya, setelah karyanya ditulis, orang-orang mulai menganggap bahwa versi Hesiodos merupakan kisah nyata, sehingga sajak-sajak Hesiodos, bersama dengan sajak-sajak Homeros, menjadi cara yang penting bagi seluruh orang Yunani untuk memandang diri mereka sebagai satu bangsa, alih-alih sebagai etnis yang terpisah-pisah seperi orang orang Athena, Korinthos, dan Sparta.