Ketika pertempuran sudah usai, Eurikleia bergegas menuju kamar Penelopeia dan memberitahu sang ratu bahwa Odisseus telah pulang dan bahwa semua pelamar telah tewas. Penelopeia awalnya ragu dan berpikir Eurikleia sudah gila. Odisseus kemudian muncul di depan Penelopeia, yang masih tetap ragu apakah itu benar-benar suaminya. Odisseus lalu memberitahu rahasia yang hanya mereka berdua yang tahu. Setelah itu Penelopeia percaya bahwa orang di depannya adalah benar-benar Odisseus. Kedua pasangan itu sangat berbahagia karena dapat berkumpul kembali setelah dua puluh tahun terpisah.
Besoknya, berita kematian para pelamar tersebar luas. Para pelamar itu adalah orang-orang bangsawan atau orang-orang kaya sehingga keluarga mereka marah pada Odisseus. Eupeithes, ayah salah seorang pelamar, mengajak warga kota untuk menyerang Odisseus. Sementara itu Odisseus sedang mengunjungi ayahnya, Lairtes, di desa. Lairtes sangat bahagia dapat bertemu putranya lagi. Saat itulah Eupeithes dan para warga yang terhasut mendatangi Odisseus. Mereka hendak menggulingkannya dari tahta Ithaka. Lairtes, kini bersemangat lagi, melempar tombaknya dan membunuh Eupeithes. Dengan bantuan Athena, Odisseus bersama putranya membunuh orang-orang itu. Tapi mereka tidak membunuh semuanya karena Zeus mengeluarkan petirnya dan menyuruh Odisseus berhenti. Athena lalu menyamar sebagai seorang sesepuh kota dan menetapkan perdamaian antara Odisseus dan warga yang marah.