Sejarah Kekaisaran/Balhae

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Prasasti kepala naga dari Balhae

Balhae (698–926), dikenal pula sebagai Parhae atau Bohai[1] adalah kerajaan multi-etnis di Manchuria dan Semenanjung Korea. Balhae didirikan oleh para pengungsi Mohe dari Goguryeo, salah satu dari Tiga Kerajaan Korea, dan suku Mohe pada 698, ketika raja pertamanya, yang merupakan mantan jenderal Goguryeo, Dae Jo-yeong, mengalahlkan dinasti Tang pada Pertempuran Tianmenling.[2][3][4]

Ibu kota pertama Balhae terletak di Gunung Dongmo Dunhua, Provinsi Jilin modern. Pada 742, ibukota dipindahkan ke Ibukota Tengah di Helong, Jilin, lalu dipindahkan ke Ibukota Utara di Ning'an, Heilongjiang, pada 755, lalu ke Ibukota Timur di Hunchun, Jilin pada 785, dan kembali ke Ibukota Utara pada 794.[5]

Relief dari Balhae

Pada 926, dinasti Liao dari Khitan menaklukan Balhae dan mendirikan kerajaan otonomi Dongdan yang diperintah oleh putra mahkota Liao, Yelü Bei, yang dengan cepat dicaplok oleh Liao,[5] sedangkan bagian selatan wilayahnya, dan serangkaian kebangsawanan yang dipimpin oleh putra mahkota Dae Gwang-hyeon, dicaplok oleh Goryeo.

Menurut satu sumber dari Tiongkok, kerajaan ini memiliki 10 ribu rumah tangga dan 500 ribu penduduk. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa kebudayaan Balhae adalah campuran budaya Tiongkok, korea dan pribumi.[6]

Wilayah Kerajaan Balhae pada 839 di bawah Raja Seon

Posisi sejarah Balhae kontroversial antara sejarawan Korea dan Tiongkok.[7][8] Karena asal-usulnya sebagai negara penerus Goguryeo, sejarawan Korea menganggap Balhae sebagai bagian dari Periode Negara Utara-Selatan dalam sejarah Korea, sedangkan sejarawan Tiongkok berpendapat bahwa Bohoai merupakan bagian dari sejarah Tiongkok.[9]

Catatan kaki[sunting]

  1. Crossley, Pamela Kyle (1997), The Manchus, Blackwell Publishing 
  2. Walker, Hugh Dyson (2012), East Asia: A New History, Bloomington, IN: AuthorHouse, hlm. 177 
  3. Seth, Michael J. (2016), A Concise History of Korea: From Antiquity to the Present, Lanham, MD: Rowman & Littlefield, hlm. 71 
  4. Kim, Djun Kil Kim (2014), The History of Korea, Santa Barbara, CA: ABC-CLIO, hlm. 54 
  5. 5,0 5,1 Michael Dillon (1 Desember 2016). Encyclopedia of Chinese History. Taylor & Francis. hlm. 95. ISBN 978-1-317-81715-4. https://books.google.com/books?id=kp6iDQAAQBAJ&pg=PT95. 
  6. Michael J. Seth (21 Januari 2016). A Concise History of Korea: From Antiquity to the Present. Rowman & Littlefield Publishers. hlm. 72–73. ISBN 978-1-4422-3518-2. https://books.google.com/books?id=YB1BCwAAQBAJ&pg=PA72. 
  7. 姜成山 2014、p4
  8. 酒寄雅志 (1 Maret 2001). 渤海と古代の日本. 校倉書房. hlm. 16. 和書. ISBN 978-4751731703. https://books.google.com/books?id=iiIRAQAAMAAJ&q=%E3%82%B7%E3%83%A3%E3%83%95%E3%82%AF%E3%83%8E%E3%83%95&dq=%E3%82%B7%E3%83%A3%E3%83%95%E3%82%AF%E3%83%8E%E3%83%95&hl=ja&sa=X&redir_esc=y. 
  9. Jinwung Kim (2012). A History of Korea: From "Land of the Morning Calm" to States in Conflict. Indiana University Press. hlm. 85. ISBN 0-253-00024-6. https://books.google.com/books?id=s2EVi-MpnUsC&pg=PA85.