Bahasa Bugis

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Di Provinsi Sulawesi Selatan[sunting]

Bahasa Bugis merupakan bahasa yang bertanah asal di Sulawesi Selatan. Bahasa Bugis terdiri atas dua puluh tujuh dialek, yaitu (1) Dialek Bone dituturkan di Kelurahan Otting, Kecamatan Tellu Siattinge; Desa Welado, Kecamatan Ajangale; Desa Waempubu, Kecamatan Amali; Desa Mattanetebua, Kecamatan Palakka; Desa Ulu Balang, Kecamatan Salomekko; Desa Pattimpa, Kecamatan Ponre; Desa Gaya Baru, Kecamatan Tellulimpoe; Desa Gona, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone. (2) Dialek Pangkep dituturkan di Kelurahan Samalewa, Kecamatan Bungoro; Desa Kanaungan, Kecamatan Labakkang; Kelurahan Bonto Matene, Kecamatan Segeri; dan Desa Pitue, Kecamatan Marang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan. (3) Dialek Makassar dituturkan di Kelurahan Wajo Baru, Kecamatan Bontoala, Kabupaten Kota Makassar. (4) Dialek Pare-Pare dituturkan di Kelurahan Wattang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki; Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung; dan Kelurahan Watang Soreang, Kecamatan Soreang, Kabupaten Kota Pare Pare. (5) Dialek Wajo dituturkan di Desa Ongkoe, Kecamatan Belawa; Desa Liu, Kecamatan Sabangparu; Desa Poleonro, Kecamatan Gilireng; Kelurahan Pattirosompe, Kecamatan Tempe; Desa Lapauke, Kecamatan Pammana; dan Desa Tosora, Kecataman Majauleng, Kabupaten Wajo. (6) Dialek Sidenreng Rappang dituturkan di Desa Bulo, Kecamatan Panca Rijang; Desa Betao, Kecamatan Pitu Riawa; dan Desa Buae, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang. (7) Dialek Sopeng dituturkan di Kelurahan Botto, Kecamatan Lalabata; Desa Leworeng, Kecamatan Donri; Kelurahan Limpomajang, Kecamatan Marioriawa; Desa Congko, Kecamatan Marioriwawo; Desa Citta, Kecamatan Citta; dan Desa Kebo, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng. (8) Dialek Sinjai dituturkan di Desa Manurung, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur; serta Desa Panaikang, Kecamatan Sinjai Timur dan Desa Kanrung, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai. (9) Dialek Pinrang dituturkan di Desa Mattirotasi, Kecamatan Mattiro Sompe; Desa Padakkalawa, Kecamatan Mattiro Bulu; Desa Maccoralaie, Kecamatan Watang Sawitto; Kelurahan Watang Suppa, Kecamatan Suppa; Kelurahan Lansirang, Kecamatan Lansirang; Desa Malongi-longi, Kecamatan Lansirang; Desa Tiroang, Kecamatan Tiroang; Desa Leppanggang, Kecamatan Patampanua; dan Desa Paria, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. (10) Dialek Malimpung dituturkan di Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang. (11) Dialek Dentong dituturkan di Desa Laiya, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros. (12) Dialek Pattinjo dituturkan di Desa Malimpung, Kecamatan Patampanua dan di Desa Rajang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. (13) Dialek Kaluppang dituturkan di Desa Kaballangan, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang. (14) Dialek Maiwa tersebar di Desa Bungin, Kecamatan Bungin dan di Desa Patondon Salu, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang. (15) Dialek Maroangin tersebar di Desa Tuncung/Kaluppang, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang. (16) Dialek Wani dituturkan di Desa Wani Satu, Wani Dua, dan Wani Tiga, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. (17) Dialek Bugis Kayowa dituturkan di Desa Kayowa, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. (18) Dialek Buol Pamoyagon (Bugis Pomayagon) dituturkan di Desa Pomayagon, Kecamatan Momunu, Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah. (19) Dialek Buol Bokat (Bugis Bokat) dituturkan di Desa Bokat, Kecamatan Bokat dan di Kelurahan Leok I, Kecamatan Biau, Kabupaten Buol, Provinsi Sulawesi Tengah. (20) dialek Jambi, (21) dialek Kalimantan Selatan, (22) dialek Lampung, (23) dialek Sulawesi Tenggara, (24) dialek Bali, (25) dialek Sulawesi Tengah, (26) dialek Riau, dan (27) dialek Kalimantan Timur.

Persentase perbedaan antardialek tersebut berkisar antara 51%--80%;

Bahasa Bugis juga tersebar di beberapa daerah lain, seperti di Kepulauan Seribu (Jakarta), Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, Lampung, Riau, dan NTB. Selain itu, penutur bahasa Bugis juga dapat ditemukan di Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Utara, dan Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada daerah sebaran tersebut, bahasa Bugis berdampingan dengan bahasa Tolaki (di Kabupaten Kolaka dan Kolaka Utara) dan bahasa Morunene (di Kabupaten Bombana) yang merupakan bahasa penduduk asli.

Bahasa Bugis yang digunakan di daerah lain di luar Sulawesi Selatan, semuanya menunjukkan adanya perbedaan dialek atau merupakan variasi dialektal. Bahasa Bugis di Sulawesi Selatan dengan isolek Bugis yang ada di Kepulauan Seribu Jakarta (Desa Sabira dan Desa Kelapa Dua) memiliki persentase antara 43%--45%; isolek Bugis yang ada di Jambi (Kampung Laut) memiliki persentase 52%; isolek Bugis yang ada di Kalimantan Selatan (Desa Juku Eja) memiliki persentase 79%; isolek Bugis yang ada di Kalimantan Timur (Tanjung Palas) memiliki persentase 69%; isolek Bugis di Sulawesi Tenggara (Desa Lapao-pao) memiliki persentase 59%; isolek Bugis yang ada di Sulawesi Tengah (Desa Wani Satu, Wani Dua, dan Wani Tiga) 62%; isolek Bugis yang ada di Bali (Desa Serangan) memiliki persentase 54%; isolek Bugis yang ada di Lampung (Desa Kota Karang) memiliki persentase 79%; isolek Bugis yang ada di Riau Pulau kecil (di Kabupaten Indragiri Hilir) memiliki persentase 69%; dan isolek Bugis yang ada di Riau Sungai Sebesi (Kabupaten Indragiri Hilir) memiliki persentase 79% dan isolek Bugis di NTB (Teluk Santong) 49%.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Bugis merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 85%--91% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain di Sulawesi Selatan, misalnya dibandingkan dengan bahasa Makassar.

Di Provinsi Sulawesi Tengah[sunting]

Bahasa Bugis dituturkan oleh masyarakat Desa Wani Satu, Wani Dua, dan Wani Tiga, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala; Desa Kayowa, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai; Desa Pomayagon, Kecamatan Momunu, Kabupaten Buol; dan Desa Bokat, Kecamatan Bokat dan Kelurahan Leok I, Kecamatan Biau, Provinsi Sulawesi Tengah.

Bahasa Bugis di Provinsi Sulawesi Tengah terdiri atas empat dialek, yaitu (1) dialek Wani yang dituturkan di Desa Wani Satu, Wani Dua, dan Wani Tiga, Kecamatan Tanantovea; (2) dialek Bugis Kayowa yang dituturkan di Desa Kayowa; (3) dialek Buol Pomayagon (Bugis Pomayagon) yang dituturkan di Desa Pomayagon; (4) dialek Buol Bokat (Bugis Bokat) yang dituturkan di Desa Bokat, Kecamatan Bokat dan Kelurahan Leok I.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Bugis merupakan bahasa tersendiri dengan persentase perbedaan berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa yang ada di Sulawesi Tengah.

Di Provinsi Kalimantan Utara[sunting]

Bahasa Bugis dituturkan oleh masyarakat di bahasa Bugis dituturkan di Kecamatan Tanjung Palas Utara, Kabupaten Bulungan. Bahasa Bugis di Kalimantan Timur memiliki satu dialek, yaitu dialek Tanjung Palas Utara yang dituturkan di Kabupaten Bulungan

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, bahasa Bugis di Kalimantan Utara merupakan sebuah sendiri jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya di Kalimantan Utara. Misalnya, dengan bahasa Bulungan, Abai, Long Pulung, dan Lundayeh dengan persentase perbedaan di atas 81%.

Di Provinsi Kalimantan Timur[sunting]

Bahasa Bugis dituturkan oleh masyarakat di Desa Santan Tengah, Kecamatan Marang Kayu, Desa Muara Badak Ulu, Kecamatan Muara Badak, Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kertanegara. Selain di Kabupaten Kutai Kertanegara, bahasa Bugis juga dituturkan oleh masyarakat di Desa Api-Api, Kecamatan Waru, Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Di Kabupaten Paser, bahasa Bugis dituturkan di Desa Muara Telake, Kecamatan Long Kali. Di Balikpapan, bahasa Bugis dituturkan di Kelurahan Karingau, Kecamatan Balikpapan Barat;

Bahasa Bugis di Kalimantan Timur memiliki lima dialek, yaitu (1) dialek Muara Badak Ulu yang dituturkan di Desa Santan Tengah, Kecamatan Marang Kayu dan Desa Muara Badak Ulu, Kecamatan Muara Badak, keduanya terletak di Kabupaten Kutai Kertanegara. Menurut pengakuan penduduk, di kedua desa tersebut digunakan bahasa Bugis Bone; (2) dialek Sepatin yang dituturkan di Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kertanegara; (3) dialek Tanjung Tengah yang dituturkan di Desa Api-Api, Kecamatan Waru dan Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam, keduanya terletak di Kabupaten Penajam Pasir Utara; (4) dialek Muara Telake yang dituturkan di Desa Muara Telake, Kabupaten Paser; dan (5) dialek Karingau yang dituturkan di Kelurahan Karingau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kabupaten Balikpapan.

Persentase perbedaan antardialek tersebut berkisar 54%--72%. Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, bahasa Bugis di Kalimantan Timur merupakan sebuah bahasa tersendiri jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya di Kalimantan Timur, misalnya dengan bahasa Bulungan, Dusun, Pasir (Paser), dan Basap dengan persentase`perbedaan di atas 81%.

Di Provinsi Kalimantan Selatan[sunting]

Bahasa Bugis dituturkan masyarakat di Desa Gunung Halaban, Kecamatan Pulausebuku, Kabupaten Kotabaru, Pulau Sebuku dan di Desa Juku Eja, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan. Menurut pengakuan penduduk, daerah-daerah tersebut dikelilingi oleh penutur bahasa Bugis.

Selain di Kalimantan Selatan, bahasa Bugis juga dituturkan oleh masyarakat di Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Penajam Pasir Utara, Kabupaten Pasir, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.

Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Bugis yang di Pulau Sebuku merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 94--98% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. Misalnyadengan bahasa Banjar berbeda sebesar 98%; dengan bahasa Berangas sebesar 97%; dengan bahasa Maanyan sebesar 97%; dengan bahasa Lawangan sebesar 94%; dan dengan bahasa Bakumpai sebesar 98%.

Di Provinsi Nusa Tenggara Barat[sunting]

Bahasa Bugis merupakan bahasa yang bertanah asal di Provinsi Sulawesi Selatan. Bahasa ini juga dituturkan di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Provinsi Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Bali, dan NTB.

Penutur bahasa Bugis yang terdapat di Provinsi NTB adalah masyarakat yang berada di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Di Pulau Lombok bahasa Bugis dituturkan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lombok Barat, tepatnya di Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong dan di Kabupaten Lombok Timur tepatnya di Desa Labuhan Haji, Kecamatan Labuhan Haji; Desa Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya; Desa Keruak, Kecamatan Keruak. Sementara itu, bahasa Bugis di Pulau Sumbawa tersebar di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Sumbawa, Bima, dan Dompu. Bahasa Bugis di Kabupaten Sumbawa dituturkan di Desa Labuhan Mapin, Kecamatan Alas Barat dan Desa Labuan Alas, Kecamatan Alas; Dusun Labuhan Jontal dan Desa Teluk Santong, Kecamatan Plampang, dan Desa Labuhan Jambu, Kecamatan Tarano, sedangkan bahasa Bugis di Kabupaten Bima dapat dijumpai di Desa Bugis, Kecamatan Sape. Adapun di Kabupaten Dompu, bahasa Bugis dapat dijumpai di Desa Soro, Kecamatan Kempo.

Bahasa Bugis yang terdapat di Pulau Lombok berdampingan dengan bahasa Sasak. Bahasa Bugis di Kabupaten Sumbawa berdampingan dengan bahasa Sumbawa, sedangkan di Kabupaten Bima dan Dompu bahasa Bugis berdampingan dengan bahasa Bima.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Bugis di Pulau Lombok terdiri atas dua dialek, yaitu Dialek Labuhan Haji yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur dan Dialek Keruak-Pelangan yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Barat. Sementara itu, bahasa Bugis yang terdapat di Kabupaten Sumbawa terdiri atas empat dialek, yaitu dialek Mapin, dialek Jontal, dialek Jambu, dandialek Teluk Santong. Adapun bahasa Bugis yang terdapat di Kabupaten Bima dan Dompu terdiri atas dua dialek, yaitu Dialek Sape dan Dialek Soro Kempo.

Persentase perbedaan semua dialek itu berkisar antara 51%--80%. Sementara itu, hasil penghitungan dialektometri antara bahasa Bugis di Sulawesi Selatan sebagai bahasa induknya dan daerah sebaran bahasa Bugis di Jambi, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Sulawesi tengah, Riau, Kalimantan Timur, dan NTB semuanya menunjukkan bahasa yang sama dengan persentase berkisar antara 43%--79% (beda subdialek atau beda dialek).

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, bahasa Bugis merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar antara 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa-bahasa di sekitarnya, misalnya dibandingkan dengan bahasa Sasak, bahasa Sumbawa (Samawa), dan bahasa Bima (Mbojo).

Di Provinsi DKI Jakarta[sunting]

Bahasa Bugis merupakan bahasa yang berasal di Pulau Sulawesi. Bahasa ini juga dituturkan di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, yaitu di Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Berdasarkanpenghitungan dialektometri, perbandingan isolek Bugis DKI Jakarta dengan isolek Bugis di Pulau Sulawesi merupakan bahasa yang sama dengan persentase perbedaan sebesar 45%. Bahasa Bugis yang terdapat di Provinsi DKI Jakarta merupakan sebuah bahasa dengan persentase berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, misalnya bahasa Jawa, Sunda, dan Madura.

Di Provinsi Lampung[sunting]

Bahasa Bugis dituturkan di Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Telukbetung Timur, Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Bugis yang dituturkan di Provinsi Lampung merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa Lampung dan Basemah. Bahasa Bugis yang dituturkan di Provinsi Lampung ini merupakan bahasa yang sama dengan bahasa Bugis yang terdapat di Pulau Sulawesi dengan persentase perbedaan sebesar 79% sehingga berbeda dialek.

Di Provinsi Jambi[sunting]

Bahasa Bugisyang berada di Provinsi Jambi dituturkan di Desa Sungai Jambat, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur; Kelurahan Kampunglaut, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur; dan Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Bugis yang dituturkan di Provinsi Jambi merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa Bajau Tungkal Satu, Kerinci, dan Melayu.

Di Provinsi Riau[sunting]

Bahasa Bugis yang berada di Provinsi Riau dituturkan di Desa Tekulai Bugis, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragirihilir; Desa Pulaukecil, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragirihilir; dan Desa Sungai Sebesi, Kabupaten Bengkalis.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Bugis di Indragiri hilir berbeda dialek dengan yang terdapat di Pulau Sulawesi dengan persentase perbedaan 69%. Isolek Bugis di Desa Sungai Sebesi, Kabupaten Bengkalis dengan isolek Bugis yang terdapat di Pulau Sulawesi berbeda dialek dengan persentase 79%.

Referensi dan pranala luar[sunting]

Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai: