Bahasa Minangkabau

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas

Di Provinsi Sumatra Barat[sunting]

Bahasa Minangkabau di Provinsi Sumatra Barat terdiri atas lima dialek, yaitu (1) dialek Pasaman dituturkan di Kabupaten Pasaman Barat dan Pasaman, (2) dialek Agam-Tanah Datar dituturkan di Kabupaten Agam, Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Padang Pariaman, Solok, Kota Solok, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan, (3) dialek Lima Puluh Kota dituturkan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Payakumbuh, Tanah Datar, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, dan Dharmasraya, (4) dialek Koto Baru dituturkan di Kabupaten Dhamasraya, dan (5) dialek Pancung Soal dituturkan di Pesisir Selatan.

Dari kelima dialek tersebut, dialek Agam-Tanah Datar merupakan dialek dengan jumlah penutur terbanyak dan memiliki sebaran geografis yang terluas. Dialek ini digunakan sebagai bahasa Minangkabau umum di pusat kota Sumatra Barat dengan menghilangkan ciri-ciri dialektal (ciri-ciri kedaerahan) yang ada pada beberapa subdialek. Pada wilayah tutur bahasa ini juga terdapat bahasa lain, yaitu bahasa Batak dialek Mandailing yang terdapat di bagian utara Provinsi Sumatra Barat.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, persentase perbedaan kelima dialek tersebut berkisar 51%--69%. Isolek Minangkabau merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak dan Mentawai.

Bahasa Minangkabau juga dituturkan di wilayah provinsi lain, yaitu Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Riau, Jambi, dan Bengkulu. Bahasa Minangkabau di Provinsi Aceh terdiri atas tiga dialek, yaitu (1) dialek Tamiang, (2) dialek Sunting, dan (3) dialek Aneuk Jamee.

Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau terdiri atas lima dialek, yaitu (1) dialek Rokan, (2) dialek Kampar, (3) dialek Basilam, (4) dialek Indragiri, dan (5) dialek Kuantan

Di Provinsi Sumatra Utara[sunting]

Bahasa Minangkabau dituturkan di Desa Panggautan, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal dan Kelurahan Sorkam Kanan, Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, persentase perbedaan bahasa Minangkabau dengan dialek Natal berkisar 55,75% dan dengan dialek Sorkam berkisar 71%. Dialek Sorkam (Sumatra Utara) merupakan varian dari bahasa Minangkabau. Dialek ini memiliki kedekatan dengan beberapa dialek Melayu di Sumatra Utara, misalnya dengan dialek Melayu di Desa Asahan Mati, Tanjung Balai sebesar 55,25%. Hal itu berarti secara linguistik, dialek Sorkam lebih dekat dengan bahasa Melayu di Asahan Mati, Tanjung Balai. Isolek Minangkabau merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa Batak, Jawa, Gayo, Melayu, dan Nias.

Di Provinsi Aceh[sunting]

Bahasa Minangkabau yang berada di wilayah Provinsi Aceh dituturkan di Desa Seruway/Peukan, Kecamatan Seruway; Desa Sunting, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang; Desa Pisang, Kecamatan Labuhan Haji; Desa Lubuk Kayu, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan; Desa Gosong Telaga Barat, Desa Gosong Telaga Timur; Desa Gosong Telaga Utara; Desa Gosong Telaga Selatan, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil; dan Desa Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh.

Bahasa Minangkabau di Provinsi Aceh terdiri atas tiga dialek, yaitu (1) dialek Tamiang dituturkan di Desa Seruway/Peukan, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang; (2) dialek Sunting dituturkan di Desa Sunting, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang; dan (3) dialek Aneuk Jamee dituturkan di Desa Pisang, Kecamatan Labuhan Haji; Desa Lubuk Kayu, Kecamatan Samadua, Kabupaten Aceh Selatan; Desa Gosong Telaga Barat, Desa Gosong Telaga Timur, Desa Gosong Telaga Utara, Desa Gosong Telaga Selatan, Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil; dan Desa Gunong Kleng, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektrometri, persentase perbedaan ketiga dialek tersebut berkisar 51%--80%. Persentase perbedaan bahasa Minangkabau dengan dialeksebarannya di luar Sumatra Barat seperti dengan dialek Aneuk Jamee di Aceh sebesar 56,50%. Isolek Minangkabau merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa Aceh, Devayan, Gayo, Sigulai, dan Nias.

Di Provinsi Riau[sunting]

Bahasa Minangkabau yang berada di Provinsi Riau dituturkan di Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kuantan Singigi (Kuansing), Kabupaten Indragiri Hilir, dan Kabupaten Indragiri Hulu. Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau terdiri atas lima dialek, yaitu (1) dialek Rokan dituturkan di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu, (2) dialek Kampar dituturkan di Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, Kampar, Kota Pekanbaru, Pelalawan, Kuantan Singigi (Kuansing), dan Indragiri Hulu, (3) dialek Basilam dituturkan di Kabupaten Rokan Hilir, (4) dialek Indragiri dituturkan di Kabupatan Rokan Hulu, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir, dan (5) dialek Kuantan dituturkan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).

Berdasarkan hasil penghitungan dialektrometri, persentase perbedaan kelima dialek tersebut berkisar 51%--69%. Selanjutnya, isolek Minangkabau merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa Melayu, Batak, Bugis, dan Banjar.

Di Provinsi Jambi[sunting]

Bahasa Minangkabau yang berada di Provinsi Jambi dituturkan di Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan; Desa Tanjung Raden, Kecamatan Danau Teluk; dan Desa Rantau Panjang, Kecamatan Batang Asai, Kabupaten Sarolangun.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, perbedaan bahasa Minangkabau dengan dialek sebarannya di luar Sumatra Barat, seperti dengan dialek Sarolangun di Jambi persentase perbedaan berkisar 62,25%. Isolek Minangkabau merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa Melayu, Kerinci, dan Bajau Tungkal Satu.

Di Provinsi Bengkulu[sunting]

Bahasa Minangkabau yang berada di Provinsi Bengkulu dituturkan di Kabupaten Muko-Muko, Provinsi Bengkulu.

Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, perbedaan bahasa Minangkabau dengan dialek sebarannya di luar Sumatra Barat, seperti bahasa Minangkabau dengan dialek Muko-Muko di Bengkulu berkisar 65,48% sehingga berbeda dialek. Isolek Minangkabau merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%--100% jika dibandingkan dengan bahasa Bengkulu, Rejang, dan Enggano.

Referensi dan pranala luar[sunting]

Wikipedia memiliki artikel ensiklopedia mengenai: