Romawi Kuno/Arsitektur/Akuaduk
Seiring kota-kota Romawi menjadi semakin besar, maka kebutuhan terhadap pasokan air pun bertambah. Saluran pembuangan dialirkan ke sungai sehingga sungai tidak layak untuk dijadikan sumber air oleh rakyat Romawi. Akhirnya pemerintah Romawi memutuskan untuk membangun saluran air dari batu yang sangat panjang dan digunakan untuk mengalirkan air bersih dari bukit terdekat sampai ke kota. Bangunan ini disebut Akuaduk, dari kata aqua (air) dan ductus (saluran). Akuaduk pertama dibangun di kota Roma sebelum kemudian dibangun juga di kota-kota lain. Pada akhirnya, sebagian besar kota di Romawi punya setidaknya satu Akuaduk, sementara kota besar seperti Roma bisa punya sampai sepuluh Akuaduk.
Akuaduk tidak mudah untuk dibangun, arsiteknya harus benar-benar memperhitungkan supaya airnya bisa sampai dengan benar, tidak berhenti di tengah jalan atau mengalir terlalu cepat. Untuk menjaga agar alirannya tepat, pembangunan Akuaduk seringkali harus disesuaikan dengan keadaan kota, kadang Akuaduk dibuat dengan penyangga berbentuk lengkungan, kadang dialirkan lewat saluran batu di tanah, bahkan kadang melalui terowongan bawah tanah.
Akuaduk dibangun di seluruh penjuru Kekaisaran Romawi, mulai dari Suriah sampai Inggris. Penduduk kota bisa memperoleh air bersih dari Akuaduk, namun orang-orang di desa yang tidak memiliki akses ke Akuaduk terpaksa harus mengambil air dari sungai, yang tidak terjamin kebersihannya. Banyak wanita dan anak-anak yang harus bersusah payah mengambil air dari sungai ke rumah mereka dengan menggunakan wadah dari tanah liat.
Akuaduk terus digunakan sampai 400-an M. Setelah Romawi runtuh, kota-kota di Eropa menjadi lebh kecil, dan pasokan air didapat dari sumur. Di kota Ostia, bahkan sumur dibuat di tengah jalan raya.
|