Romawi Kuno/Sastra/Terentius
Publius Terentius Afer lahir pada tahun 185 SM, tidak lama setelah berakhirnya Perang Punisia Kedua. Karena nama belakangnya adalah "Afer" ("Afrika"), banyak orang mengira dia berasal dari Afrika Utara. Dia memang berkulit hitam, dan kemungkinan dijual sebagai budak ketika Romawi menjajah Afrika Utara setelah Perang Punisia.
Ketika masih muda, sekitar tahun 165 SM, Terentius menjadi budak seorang senator Romawi. Dalam suatu cerita, sang senator melihat betapa Terentius sangat cerdas, sehingga Terentius pun dibebaskan dan bahkan dibiayai untuk bersekolah. Terentius kemudian menjadi sahabat Scipio Aemilianus, seorang politis yang kuat di Roma, yang membantu Terentius membuat drama.
Terentius menulis drama pertamanya, Andria, ketika baru berusia 19 tahun, dan drama itu dipentaskan di Roma pada tahun 170 SM. Dia juga menulis drama-drama lainnya, namun tidak diketahui berapa banyak drama yang dia tulis. Semua drama karya Terentius, seperti halnya drama karya penulis drama Romawi awal seperti Plautus, merupakan terjemahan dari drama-drama komedi Yunani. Terentius banyak menerhemahkan drama karya Menandros, namun dia juga menerjemahkan setidaknya satu drama, berjudul Phormio, karya penulis drama Yunani lainnya, Apollodoros. Namun, jika Plautus mengubah latar dramanya menjadi Romawi ketika menerjemahkan drama Yunani, Terentius tetap menggunakan latar asli Yunani. Banyak orang menaganggap bahasa Latin dalam drama karya Terentius lebih elegan dan indah daripada karya Plautus.
Terentius mati muda, yakni pada usia tiga puluh tahun pada tahun 159 SM. Ketika itu dia sedang menuju Yunani dan kapalnya hilang di lautan. Orang-orang tetap membaca dan mementaskan karya-karya selama masa Kekaisaran Romawi. Guru Jerome, yaitu Aelius Donatus, menulis sebuah buku mengenai drama karya Terentius sekitar tahun 300 M.
Pada Abad Pertengahan, karya-karya Terentius tetap dibaca oleh banyak orang. Meskipun hanya enam dramanya yang tersisa, salinannya banyak dibuat. Kepala biara Hroswitha di Gandersheim, Jerman, yang menulis drama pada Abad Pertengahan, mengatakan bahwa dia menulisnya karena par biarawati menghabiskan banyak waktu membaca drama karya Terentius.
Ketika orang Eropa belajar cara membuat kertas dan mencetak buku dari orang Tiongkok pada akhir Abad Pertengahan. Drama-drama Terentius adalah salah satu buku yang pertama kali dicetak, tepatnya di Jerman pada tahun 1470 M. Drama Terentius yang berjudul Andria dipentaskan di Firenze, Italia, tidak lama setelah itu.
|