Romawi Kuno/Sejarah/Krisis Abad Ketiga
Pada tahun 200-an M (abad ketiga), Kekaisaran Romawi mengalami masa-masa sulit. Para sejarawan memiliki banyak pendapat mengenai alasannya, namun satu alasan yang pasti adalah bahwa Romawi terus-menerus diserang oleh Sasan di Timur dan pada saat yang sama diserang juga oleh orang-orang Jermanik di utara. Sangat sulit dan mahal menghadapi dua peperangan sekaligus, akibatnya pajak harus dinaikkan menjadi sangat tinggi, dan rakyat tidak senang ketika harus membayar pajak yang tinggi.
Selain itu, kaisar Romawi tidak dapat memimpin dua pasukan pada saat yang sama. Jadi dia harus memilih seorang jenderal untuk memimpin separuh lainnya dari pasukan Romawi. Seorang kaisar harus memilih untuk melawan Sasan, dan pasukan yang melawan suku Jermanik dipimpin oleh seorang jenderal, atau sebaliknya. Namun pasukan manapun yang dipimpin oleh seorang jenderal sering merasa iri. Mereka bahkan sering mengangkat jenderal mereka menjadi kaisar. Kadang mereka menang, kadang mereka kalah, namun itu membuat dua paruh pasukan Romawi menghabiskan banyak waktu berperang satu sama lain alih-alih melawan Sasan dan suku Jermanik.
Dan, karena rakyat jelata tidak senang dengan pajak yang tinggi, sangat mudah untuk membuat mereka memberontak. Oleh karena itu banyak pemberontakan kecil selama tahun 200-an M, dan pasukan Romawi selalu berhasil menghentikannya.
Salah satu pemberontakan ini terjadi di Palmyra, sebuah kota dagang besar di dekat Jazirah Arab di Asia Barat (Suriah modern). Raja di daerah ini, yakni Odoenathus, dikuasai oleh Romawi selama bertahun-tahun, namun kemudian dia memutuskan untuk memberontak. Setelah dia meninggal, istrinya Zenobia berkuasa atas nama putranya yang masih muda. Pada akhirnya Romawi merebut Palmyra kembali, dan mereka juga membawa Zenobia ke Roma sebagai tawanan. Dia dibawa dengan rantai emas. Di Romawi, Zenobia nampaknya menjadi sensasi pada pesta-pesta. Akhirnya dia hidup senang hingga tua.
Karena banyak kaisar yang terbunuh dalam pertempuran atau oleh tentara yang berkhianat, ada banyak kaisar pada abad ini. Hampir tidak ada kaisar yang bertahan lebih dari lima tahun.
|