Romawi Kuno/Filsafat/Cicero

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Cicero.

Pada masa-masa akhir Republik Romawi, orang hebat seperti Julius Caesar dan Pompeius saling bersaing memperebutkan kekuasaan atas Romawi. Cicero adalah salah satu orang terakhir yang berusaha mempertahankan Republik, dan dia berupaya supaya pemerintahan republik tetap berjalan.

Selain sebagai salah seorang politisi terkuat di Romawi, Cicero juga menulis beberapa buku mengenai filsafat. Cicero hidup pada masa yang sama dengan Lucretius, tidak lama setelah Romawi menaklukan Yunani, dan kedua membaca filsafat Yunani dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Latin untuk dibaca oleh orang Romawi lainnya. Dalam prosesnya, mereka juga memasukkan gagasan-gagasan mereka sendiri. Lucretius mengikuti aliran Epikurean, sedangkan Cicero mengikuti filsafat Stoik. Cicero ikut memberikan ide-idenya sendiri ke dalam Stoik. Dalam bukunya, "Dalam Tugas", Dia adalah salah seorang filsuf pertama yang mengeluarkan gagasan bahwa setiap orang memiliki tugas moral untuk memberikan keadilan bagi semua orang - semua manusia - tidak peduli apakah mereka orang Romawi atau bukan, dan tidak peduli apa yang sedang terjadi. Gagasan penting Cicero adalah bahwa setiap orang memiliki hak karena mereka mereka manusia.

Pada tahun 75 SM, Cicero bertugas mewakili Rpublik Romawi di Sisilia. ketika berada di sana, dia mengunjungi makam Arkhimedes di Syrakusa, dan membersihkannya.

Pada akhirnya musuh Cicero, yaitu Marcus Antonius, dan sekutunya, Augustus, berhasil mengambil alih kekuasaan atas Romawi, dan mereka menghukum mati Cicero pada tahun 43 SM, hanya setahun setelah pembunuhan Julius Caesar Cicero berusia 63 tahun ketika meninggal. Tidak seperti Lucretius, Cicero dinyatakan baik oleh Gereja Kristen, sehingga anak-anak Kristen diperbolehkan untuk mmembaca karya-karya Cicero pada Abad Pertengahan.