Yunani Kuno/Sejarah/Perang Yunani-Persia/Pertempuran Thermopylae

Dari Wikibuku bahasa Indonesia, sumber buku teks bebas
Thermopylae pada masa kini

Setelah pasukan Athena mengalahkan Persia dalam Perang Persia Pertama pada Pertempuran Marathon, Persia mengabaikan Yunani selama sepuluh tahun karena terlalu sibuk menghentikan pemberontakan di Mesir, dan raja mereka, Darius, mati. Tapi setelah putra Darius, Xerxes, berhasil menghentikan pemberotakan Mesir, dia memulai rencana untuk menyerbu Yunani lagi.

Xerxes mengumpulkan pasukan besar dari seluruh penjuru Persia lalu begerak ke Yunani. Berbeda dari rencana Darius dahulu, Xerxes berusaha menyeberangkan pasukannya melalui Hellespontos, lautan antara Eropa dan Asia. Tindakan itu dilakukan dengan cara membuat suatu jembatan ponton menggunakan kapal-kapal Persia pada 480 SM. Ketika rakyat Makedonia dan Thrakia mengetahui bahwa pasukan Persia telah menyerangi Hellespontos dan sedang mendekati mereka, mereka merasa takut dan dengan cepat menyerah atau bersekutu dengan Persia, jadi Persia pun bisa bergerak dengan cepat ke arah barat melalui Thrakia dan Makedonia. Selanjutnya pasukan Persia berbelok ke selatan ke arah Yunani. Dalam perjalanan ini mereka harus melewati suatu celah gunung sempit yang disebut Thermopylae, yang bermakna "gerbang panas" karena di dekat situ ada mata air panas.

Ketika bangsa Yunani tahu bahwa pasukan Persia sedang mendekat, mereka berdiskusi tentang tindakan apa yang harus dilakukan. Pihak Sparta dan Korinthos ingin mengabaikan Yunani utara dan membuat pertahanan di Yunani selatan, tapi pihak Athena bersikeras bahwa mereka harus mempertahankan Yunani utara di celah Thermopylae, hingga akhirnya Sparta dan Korinthos pun setuju.

Maka pasukan dari Sparta, Korinthos, Thebes dan beberapa kota kecil lainnya bergerak ke utara untuk berusaha menghalangi gerak laju pasukan Persia di celah Thermopylae yang sempit. Pasukan Persia berkali-kali menyerang, namun setelah beberapa hari mereka tetap tak mampu menembus pasukan Yunani yang terus bertahan dengan gigih di celah tersebut. Tapi kokohnya pertahanan Yunani akhirnya harus hancur karena ada orang Yunani yang berkhianat dan memberitahu pihak Persia tentang suatu celah gunung lainnya, yang merupakan jalan rahasia yang mengarah ke bagian belakang pasukan Yunani. Dengan melewati jalan tersebut secara diam-diam, pasukan Persia mampu mengepung pasukan Yunani.

Leonidas dan pasukan Sparta di Thermopylae

Pasukan Thebes menyerah kepada Persia, sedangkan sebagian besar tentara Yunani lainnya bisa kabur ke selatan tapi mereka butuh waktu untuk melakukannya padahal pasukan Persia terus mendekat. Agar mereka bisa menyelamatkan diri, tiga ratus tentara Sparta beserta sejumlah tentara lainnya bersedia untuk tetap tinggal di Thermopylae dan menahan pasukan Persia. Dalam keadaan dikepung, mereka berusaha terus berjuang dengan gigih selama mungkin supaya kawan-kawan mereka selamat. Pada akhirnya, semua tentara Yunani yang bertahan di situ dibantai oleh Persia, termasuk raja Sparta, Leonidas.

Pasukan Persia melewati Thermopylae dan terus begerak ke selatan. Mereka mendatangi kota Thebes, yang memilih untuk menyerah dan bersekutu dengan Persia, maka Persia pun melanjutkan perjalanan. Lebih jauh di selatan, kota Argos memutuskan untuk tetap netral. Persia beranjut untuk menyerang kota Athena. Pihak Sparta dan Korinthos merasa bahwa tak ada gunanya mempertahankan Athena. Alih-alih, mereka ingin agar seluruh pasukan Yunani mundur ke Korinthos dan membuat pertahanan di sana.